kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.095   -25,00   -0,16%
  • IDX 7.108   -49,86   -0,70%
  • KOMPAS100 1.064   -9,05   -0,84%
  • LQ45 834   -8,40   -1,00%
  • ISSI 216   -2,01   -0,92%
  • IDX30 426   -3,80   -0,88%
  • IDXHIDIV20 514   -4,38   -0,84%
  • IDX80 121   -1,10   -0,90%
  • IDXV30 127   -0,23   -0,18%
  • IDXQ30 142   -1,29   -0,90%

Menantikan Hasil FOMC The Fed, Begini Prediksi Rupiah untuk Kamis (19/12)


Rabu, 18 Desember 2024 / 18:33 WIB
Menantikan Hasil FOMC The Fed, Begini Prediksi Rupiah untuk Kamis (19/12)
ILUSTRASI. Pergerakan rupiah diprediksi akan tergantung pada hasil rapat FOMC The Fed yang akan dirilis Rabu (18/12) malam. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah spot ditutup pada level Rp 16.098 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (18/12). Mata uang Garuda ini menguat tipis 0,02% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 16.101 per dolar AS.

Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana mengatakan, menguatnya rupiah didorong oleh kebijakan Bank Indonesia yang menahan BI Rate pada level 6%. Selain itu, ada ekspektasi dari The Fed yang akan memangkas suku bunganya pada Rabu (18/12) malam.

"Jadi ada ruang antara BI Rate dan Fed Rate yang lebih besar, sehingga harapannya mendorong yield spread yang semakin besar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (18/12).

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,31% ke Rp 16.100 Per Dolar AS pada Rabu (18/12)

Untuk Kamis (19/12), Fikri menilai pergerakan rupiah akan bergantung hasil FOMC nanti malam. Menurutnya, jika ada indikasi ekonomi AS membaik maka rupiah berpotensi tertekan, tetapi jika proyeksinya buruk maka rupiah bisa terapresiasi.

Dengan asumsi proyeksi ekonomi buruk maka rupiah berpotensi di kisaran Rp 15.850 - Rp 16.050 per dolar AS. Sementara jika proyeksi ekonomi baik, maka rupiah di kisaran Rp 16.100 - Rp 16.300 per dolar AS.

"Harapannya kecenderungan terapresiasi karena ekonomi yang memburuk akibat kebijakan perang tarif Trump dan lainnya," sebutnya.

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Menguat Tipis 0,02% ke Rp 16.098 Per Dolar AS pada Rabu (18/12)

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi berpandangan rupiah cenderung berpotensi melemah lantaran pasar merespons negatif terhadap kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% mulai 1 Januari 2025. Kebijakan ini dinilai tidak membawa perubahan signifikan.

"Meskipun pemerintah menyatakan keberpihakan pada masyarakat bawah, kenyataannya PPN tetap naik untuk sebagian besar kebutuhan mereka," tambahnya.

Ibrahim memproyeksikan rupiah pada Kamis (19/12) akan bergerak melemah dengan rentang Rp 16.080 - Rp 16.140 per dolar AS.

Selanjutnya: Harga Pangan di DKI Jakarta: Cabai Merah Keriting & Bawang Merah Naik, Rabu (18/12)

Menarik Dibaca: Denpasar Hujan Menjelang Siang, Simak Prakiraan Cuaca Besok di Bali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×