Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa emiten BUMN tengah bersiap menerbitkan obligasi global dalam mata uang rupiah. Surat utang yang akan dipopulerkan dengan sebutan Komodo Bond itu diharapkan bisa mendapat sambutan positif dari investor asing.
PT Jasa Marga Tbk (JSMR) berpotensi menjadi emiten pertama yang menerbitkan Komodo Bond. Saat ini, JSMR tengah memproses pemeringkatan surat utang ini bersama lembaga rating internasional. "Saat ini masih dalam proses rating," ujar Dessy Arryani, Direktur Utama JSMR kepada KONTAN, Senin (2/10).
Sebelumnya, Direktur Keuangan JSMR Donny Arsal menyebutkan, target emisi Komodo Bond JSMR diprediksi mencapai US$ 200 juta hingga US$ 300 juta, atau sekitar Rp 4 triliun.
Tak hanya JSMR. Kementerian BUMN belum lama ini memastikan, saat ini ada dua perusahaan pelat merah lain yang tengah memproses Komodo Bond, yakni PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Perusahaan Listrik Negara.
Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, kesempatan emiten Tanah Air menerbitkan Komodo Bond tak lepas dari dinaikkannya peringkat surat utang Indonesia oleh Standard & Poor's.
Apalagi, emiten seperti JSMR membutuhkan pendanaan besar untuk membangun tol baru. Melalui penerbitan Komodo Bond tersebut, Nafan melihat emiten memiliki kesempatan besar untuk memperoleh alternatif pendanaan baru yang menarik.
Prospek kupon
Sebenarnya, beberapa negara lain telah lebih dulu menerbitkan obligasi serupa. Misalnya saja, China yang menerbitkan Dim Sum Bond pada 2007 dan India yang menerbitkan Masala Bond pada 2014 lalu. Nah, Komodo Bond juga punya peluang menjanjikan. Lewat surat utang ini, risiko pergerakan mata uang akan ditanggung oleh investor, bukan oleh emiten penerbit obligasi, seperti global bond berdenominasi dollar pada umumnya.
Walaupun mata uang rupiah tidak sepopuler yuan ataupun rupee, Managing Director Investa Saran Mandiri Jhon Veter optimistis terhadap prospek Komodo Bond. "Obligasi rupiah biasanya memiliki yield yang lebih tinggi ketimbang dollar, sehingga investor pasti akan mempertimbangkannya," analisa Jhon.
Berkaca dari surat utang negara (SUN) terbaru, ORI 014 yang menawarkan kupon sebesar 5,85%, Jhon memprediksi kupon yang ditawarkan Komodo Bond JSMR akan berkisar 6%. Jika dibandingkan dengan Dim Sum Bond, kupon ini termasuk tinggi. Menurut data Citi Fixed Income Indices, rata-rata kupon yang ditawarkan oleh Dim Sum Bond sebesar 3,78%.
Namun, kupon tersebut lebih rendah dibanding rata-rata kupon yang ditawarkan Masala Bond. Data London Stock Exchange menunjukkan, Masala Bond menawarkan kupon rata-rata sebesar 6,59%.
Beberapa perusahaan asing juga pernah menerbitkan Dim Sum Bond. Misalnya saja, ANZ, HSBC, dan Banco De Brazil. Jadi menurut Jhon, bukan tidak mungkin Komodo Bond juga menjadi alternatif pendanaan perusahaan asing.
Pasalnya, perusahaan asing masuk ke Indonesia dengan membeli SUN yang menggunakan rupiah. "Jika menerbitkan Komodo Bonds, perusahaan asing tidak perlu melakukan hedging mata uang. Jadi bisa menghemat biaya 2% sampai 3% dan memangkas biaya distribusi uang," turun Jhon menjelaskan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News