kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menanti kepastian brexit, Poundsterling punya tren bullish


Selasa, 15 Desember 2020 / 21:37 WIB
Menanti kepastian brexit, Poundsterling punya tren bullish
ILUSTRASI. Menanti kepastian brexit, Poundsterling punya tren bullish


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Meluncurnya pasangan GBPUSD ke level tertingginya sejak Mei 2018, didukung kabar bahwa Inggris dan Uni Eropa (UE)  yang sepakat untuk memperpanjang negosiasi Brexit.

Analis PT Solidgold Berjangka Sunarti menjelaskan, kalau Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Komisi UE Ursula von der Leyen setuju untuk melanjutkan pembahasan Brexit, dengan harapan akan terjadi kesepakatan pada menit terakhir.

Dimana, poin penting yang menjadi topik permasalahan dalam negosiasi selanjutnya yakni terkait sektor perikanan dan disebut sebagai level playing field untuk menghindari persaingan tidak sehat.

"Selain itu, dollar AS juga melemah terhadap sejumlah mata uang global lainnya dan menjadi sentimen yang mendorong kenaikan pasangan GBPUSD," kata Sunarti kepada Kontan, Selasa (15/12).

Baca Juga: IHSG berpotensi tertekan, sebaiknya cermati sinyal berikut

Adapun pelemahan dollar AS yang terjadi beberapa waktu terakhir dikarenakan tumbuhnya harapan akan pemulihan ekonomi global dari Covid-19. Didukung pula perkembangan vaksin yang positif dan harapan untuk langkah-langkah stimulus terbaru di Amerika Serikat (AS).

Sunarti memandang, secara umum pasangan GBPUSD masih dalam tren bullish untuk jangka panjang. Ini terjadi di tengah harapan bahwa Uni Eropa dan Inggris dapat mencapai kesepakatan menjelang tenggat waktu 31 Desember 2020 nanti.

Pair GBPUSD diprediksi mampu bergerak di area 1,3500 hingga 1,3600. Namun, jika terjadi no deal Brexit maka poundsterling berpotensi untuk kembali merosot.

Jika tidak ada kesepakatan, Inggris akan kehilangan keuntungan tarif nol dan akses tanpa kuota ke pasar tunggal Eropa yang jumlah konsumennya mencapai 450 juta jiwa. Alhasil, Inggris harus menggunakan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk berdagang dengan blok 27 negara tersebut.

"Rekomendasi untuk jangka panjang adalah buy selama harga masih bergerak di atas 1,3250 dengan level resistance di 1,3500 dan support di 1,2920," tandasnya.

Selanjutnya: Kurs pajak hari ini 11-17 November 2020, rupiah menguat terhadap 23 mata uang asing

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×