kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.604   164,00   0,98%
  • IDX 6.777   27,79   0,41%
  • KOMPAS100 980   6,94   0,71%
  • LQ45 763   5,46   0,72%
  • ISSI 215   1,08   0,50%
  • IDX30 396   2,88   0,73%
  • IDXHIDIV20 472   1,29   0,27%
  • IDX80 111   0,78   0,70%
  • IDXV30 115   0,65   0,57%
  • IDXQ30 130   0,95   0,74%

Menanti kejelasan aturan dari OJK, penerbitan MTN stagnan


Rabu, 04 Maret 2020 / 06:45 WIB
Menanti kejelasan aturan dari OJK, penerbitan MTN stagnan


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah merosotnya jumlah penerbitan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN), awal Maret ini setidaknya ada dua perusahaan yang mendaftarkan penerbitan MTN.

Merujuk data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dengan bertambahnya dua MTN tersebut, maka hingga Selasa (3/3) jumlah MTN yang terdaftar ada tujuh MTN. Sebelumnya, pada bulan Januari tercatat hanya ada tiga MTN dan Februari bertambah dua MTN.

Perusahaan yang mendaftarkan MTN di bulan ini adalah PT Multi Sandang Tamajaya dan PT Graha Informatika Nusantara.

PT Multi Sandang Tamajaya terbitkan surat utang bertajuk MNT Multi Sandang Tamajaya I Tahun 2019 Seri B. Tingkat bunga MTN ini adalah 12% per tahun dengan jenis bunga tetap. MTN ini memiliki jumlah pokok Rp 75 miliar dan jatuh tempo pada 6 Maret 2025.

Baca Juga: PPRO rilis obligasi Rp 416,46 miliar, akan dipakai untuk apa?

Sedangkan milik PT Graha Informatika Nusantara bertajuk, MTN II Graha Informatika Nusantara Seri A. Surat utang tersebut menawarkan bunga 11% tetap dengan nilai pokok Rp 50 miliar. MTN ini memiliki tanggal jatuh tempo pada 3 Maret 2023.

Berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), total nilai dari ketujuh MTN yang sudah tercatat di KSEI mencapai Rp 1,20 triliun.

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana melihat penerbitan MTN akan cenderung stagnan pada 2020 ini. Hal ini terkait dengan terbatasnya jumlah investor yang melirik MTN pasca Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melarang MTN sebagai underlying asset reksadana. 

Ditambah lagi adanya wacana pengaturan proses penawaran dan penerbitan MTN yang kemungkinan akan keluar Peraturan OJK-nya pada bulan Juni 2020, dinilai membuat korporasi akan wait & see.



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×