kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.546.000   5.000   0,32%
  • USD/IDR 16.205   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.065   -15,76   -0,22%
  • KOMPAS100 1.047   -0,56   -0,05%
  • LQ45 821   -0,42   -0,05%
  • ISSI 210   -0,21   -0,10%
  • IDX30 422   -0,40   -0,10%
  • IDXHIDIV20 504   -0,41   -0,08%
  • IDX80 120   -0,22   -0,18%
  • IDXV30 123   -0,06   -0,04%
  • IDXQ30 140   -0,22   -0,16%

Menanti Data Ketenagakerjaan AS, Rupiah Masih Berpotensi Melemah Besok Jumat (10/1)


Kamis, 09 Januari 2025 / 17:56 WIB
Menanti Data Ketenagakerjaan AS, Rupiah Masih Berpotensi Melemah Besok Jumat (10/1)
ILUSTRASI. Teller menghitung uang di salah satu kantor cabang BNI di Jakarta, Rabu (8/1/2025). OJK mencatat kredit perbankan tumbuh 10,79 persen secara year on year (yoy) pada November 2024 menjadi Rp7.717 triliun atau turun tipis dibandingkan kinerja kredit perbankan Oktober 2024 yang tumbuh sebesar 10,92 persen yoy atau sebesar Rp7.657 triliun. ANTARA FOTO/Reno Esnir/app/wpa.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan Kamis (9/1). Rupiah spot turun tipis atau 0,04% ke Rp 16.217 per dolar Amerika Serikat (AS).

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menyebutkan pada awal sesi, rupiah terdepresiasi hingga ke level Rp 16.257 per dolar AS akibat dari laporan terkait kemungkinan deklarasi darurat ekonomi AS sebagai dasar hukum pengenaan tarif universal. Namun demikian, pelemahan rupiah terbatasi akibat deflasi China yang cenderung terbatas pada bulan Desember 2024.

Untuk besok, rupiah diperkirakan akan bergerak sideways.

"Rupiah sideways menjelang rilis data ketenagakerjaan AS yang akan diumumkan pada Jumat malam," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (9/1).

Baca Juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 16.217 Per Dolar AS Hari Ini, Sejalan Mata Uang Asia

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menambahkan, aliansi BRICS tidak begitu memberikan keuntungan untuk Indonesia. Sebab, ekonomi China diproyeksikan akan melambat, terutama pasca kembali terpilihnya Donald Trump yang memicu proteksionisme dagang.  

Ketidakpastian ekonomi global karena perang dagang antara China dan AS akan mengacak stabilitas ekonomi di beberapa negara, dan ini tentunya akan berimbas pada Indonesia.

"Ditambah lagi ancaman Trump pada negara anggota BRICS jika melakukan dedolarisasi," paparnya.

Baca Juga: IHSG Terkoreksi 0,22% ke 7.064, Top Losers di LQ45: AMRT, SMGR dan ADRO, Kamis (9/1)

Hal itu akan menyebabkan penurunan tajam pada volume ekspor, terutama untuk produk-produk yang sangat bergantung pada pasar AS. Tidak hanya itu, kekhawatiran ketergantungan yang semakin kuat pada China masih menghantui Indonesia.

Ibrahim menilai rupiah akan lanjut melemah dengan rentang Rp 16.200 - Rp 16.250 per dolar AS. Adapun Josua memproyeksikan rupiah dikisaran Rp 16.150 - Rp 16.250 per dolar AS.

Selanjutnya: KPK Tetapkan Mantan Dirut PT Taspen Tersangka Investasi Fiktif

Menarik Dibaca: Cara Membersihkan Kuas Makeup yang Benar Menurut Dokter Kulit, Sudah Tahu?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×