kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menanti data inflasi AS, harga Bitcoin jatuh lagi ke level US$ 32.000


Selasa, 13 Juli 2021 / 14:02 WIB
Menanti data inflasi AS, harga Bitcoin jatuh lagi ke level US$ 32.000
ILUSTRASI. Selama tujuh minggu terakhir, sebagian besar harga Bitcoin berada di kisaran antara US$ 30.000 dan US$ 40.000. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Sumber: CoinDesk | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin jatuh lagi ke level US$ 32.000 pada Selasa (13/7), karena para trader menunggu laporan inflasi Amerika Serikat.

Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Selasa pukul 13.51 WIB ada di US$ 32.971.64, turun 4,18% dibanding posisi 24 jam sebelumnya.

Selama tujuh minggu terakhir, sebagian besar harga Bitcoin berada di kisaran antara US$ 30.000 dan US$ 40.000.

“Ini mulai terasa seperti ketenangan sebelum badai ketika aktivitas yang tidak terdengar dan tenang muncul di seluruh metrik spot, derivatif, dan on-chain,” tulis perusahaan analisis blockchain Glassnode dalam laporannya, seperti dikutip CoinDesk.

Baca Juga: Pendiri Apple: Bitcoin adalah keajaiban matematika yang paling menakjubkan

Baca Juga: Pasar kripto alami crash, menyeret semua harga cryptocurrency besar ke bawah

Banyak investor kripto melihat Bitcoin sebagai lindung nilai potensial terhadap inflasi. Sehingga, rilis indeks harga konsumen Juni oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS menjadi sentimen buat kripto dengan kapitalisasi terbesar di dunia itu.

Laporan bulan sebelumnya menunjukkan kenaikan 5% dalam indeks semua barang, tertinggi sejak 2008, didorong oleh harga yang mendaki untuk mobil dan truk bekas.

Tapi, kenaikan apa pun mungkin menyalakan kembali spekulasi bahwa bank sentral AS Federal Reserve atau The Fed mungkin perlu memperlambat upayanya untuk merangsang ekonomi. 

Crypto benchmark memiliki fondasi harga yang kuat, mengingat tidak mungkin kita akan melihat pembalikan dalam perlombaan untuk merendahkan (harganya),” kata analis Bloomberg Intelligence Mike McGlone, seperti dilansir CoinDesk. 

“Saat mengukur nilai mata uang individu, dollar AS, misalnya, mungkin menguat atau melemah versus sekeranjang alat pembayaran yang sah. Namun, seluruh pasar mata uang fiat melemah,” imbuh dia.

Selanjutnya: Volume perdagangan di bursa kripto anjlok lebih dari 40%, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×