kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menangkap Peluang New Economy di Pasar Asia


Kamis, 24 Maret 2022 / 16:05 WIB
Menangkap Peluang New Economy di Pasar Asia
ILUSTRASI. Kerjasama BCA dengan Manulife Asset Management Indonesia pasarkan reksadana?Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah volatilitas global, pasar Asia diperkirakan akan menawarkan kinerja yang lebih resilien dan tumbuh positif pada tahun ini. Faktor-faktor seperti akselerasi pertumbuhan ekonomi Asia, pertumbuhan laba emiten yang solid, serta valuasi pasar pada level yang relatif atraktif, akan jadi pendorongnya. 

Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Krizia Maulana menjelaskan, pasar finansial Asia termasuk ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand) mengalami anomali dan diperkirakan akan mengalami lonjakan pertumbuhan yang cukup signifikan. Asia dianggap memiliki pondasi makroekonomi yang lebih kuat dalam menghadapi pengetatan moneter Amerika Serikat.

Asia sebagai sebagai produsen penting pada berbagai sektor di dunia, punya peran penting dalam pemulihan rantai pasokan global di tahun 2022. Seiring dengan normalisasi pertumbuhan dan perbaikan rantai pasokan global, maka akan berdampak positif pada sektor manufaktur dan pasar finansial Asia. 

Baca Juga: Rilis Reksadana Baru, Mandiri Investasi Optimistis Raih Dana Kelolaan Rp 65,7 Triliun

Kendati begitu, Krizia menyebut pengetatan kebijakan The Fed menjadi tantangan yang harus diperhatikan. Namun, Asia masih memiliki ruang kebijakan moneter yang lebih longgar, didukung oleh inflasi yang lebih terjaga dan tingkat suku bunga riil yang tinggi. 

“Sehingga memberi fleksibilitas bagi bank sentral di kawasan ini,” ungkap Krizia dalam keterangan tertulis Kamis (24/3)

Dengan kawasan Asia Pasifik yang memiliki potensi pertumbuhan struktural yang menarik dan pertumbuhan, maka secara jangka panjang kawasan ini layak dicermati. Seiring dengan potensi pertumbuhan di Asia Pasifik, sejumlah sektor unggulan ikut tumbuh di kawasan ini, yaitu IT, energi terbarukan, dan kendaraan listrik. 

Baca Juga: Analis Rekomendasikan Reksadana Pasar Uang di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

Menurut Krizia, sektor-sektor tersebut dipandang memiliki potensi besar di tengah arah kebijakan dunia yang semakin mengadopsi teknologi digital serta energi terbarukan dan kendaraan listrik.  Terlebih, Asia memiliki sejumlah perusahaan yang menjadi market leader dunia dan berperan penting dalam sektor-sektor tersebut.

Sementara terkait Indonesia, dia menyebut pasar finansialnya akan ikut bertumbuh seiring dengan pertumbuhan pasar finansial Asia. Di tengah tren normalisasi ekonomi global, Indonesia diperkirakan akan mengalami akselerasi pertumbuhan, seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakat dan meningkatnya vaksinasi.  

Perekonomian sudah mulai menunjukkan sinyal perbaikan di 2021 dimana pertumbuhan PDB kuartal keempat tahun 2021 tumbuh 5% YoY. Krizia menyebut momentum pemulihan ini diperkirakan masih terus berlanjut dengan akselerasi pertumbuhan di semester kedua tahun 2022. 

Baca Juga: BCA Gandeng Manulife Pasarkan Reksadana MANSYAF

Optimisme pemulihan aktivitas ekonomi, fundamental ekonomi yang semakin baik, posisi Indonesia sebagai net eksportir komoditas yang memberikan efek lindung nilai dari kenaikan harga komoditas, serta stabilitas nilai tukar rupiah mendorong masuknya aliran dana asing di pasar saham Indonesia.

“Investor dengan pola pikir forward looking dapat memanfaatkan peluang investasi di reksadana saham, dengan tetap mencermati risiko saat ini dan menangkap peluang dalam jangka panjang,” imbuhnya.

Ia mencontohkan, reksadana saham yang menangkap peluang di pasar Asia Pasifik adalah Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS (MANSYAF).  Portofolio MANSYAF terdiri dari saham-saham perusahaan Asia berskala global dengan pendapatan mancanegara, sehingga outlook kinerjanya tidak dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi di negeri asalnya. Sedangkan contoh reksadana saham di pasar domestik adalah Manulife Saham Andalan (MSA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×