kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menakar prospek rights issue MEDC dan MPPA


Jumat, 03 November 2017 / 20:14 WIB
Menakar prospek rights issue MEDC dan MPPA


Reporter: Riska Rahman | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua emiten berencana melakukan penerbitan saham baru lewat hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue demi mendapat dana segar baru. Keduanya pun sama-sama akan menggunakan dana tersebut untuk keperluan restrukturisasi utang.

Adalah PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) yang berencana menggunakan dana hasil rights issue untuk membayar utang. Pasalnya, kedua emiten ini sama-sama memiliki posisi utang yang lebih besar daripada ekuitas.

MEDC telah mengantongi rencana restu dari para pemegang sahamnya terkait rencana penambahan modal ini. Perusahaan minyak dan gas ini telah menetapkan harga pelaksanaan HMETD sebesar Rp 450-Rp 600 per saham. Dari pelaksanaan aksi korporasi ini, MEDC berpotensi meraih dana segar hingga Rp 3,78 triliun.

Harga pelaksanaan yang lebih rendah dari harga saham MEDC di pasar ini, menurut Analis Koneksi Kapital Alfred Nainggolan, menjadikan rights issue ini layak dieksekusi.

"Hal ini menunjukkan bahwa mereka menghargai pemegang saham lama. Harga pelaksanaan yang didiskon ini menunjukkan bahwa perusahaan berharap pemegang saham lama melaksanakan haknya dalam HMETD ini," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (3/11).

Meskipun dana tersebut nantinya akan digunakan MEDC untuk membayar utang, Alfred masih memandang rights issue ini menarik lantaran mampu membuat struktur keuangan perusahaan menjadi lebih baik.

Di sisi lain, Alfred belum bisa menentukan apakah rencana MPPA untuk rights issue demi meraih dana segar untuk membayar utang dan modal kerja ini menarik atau tidak. Menurutnya, hal tersebut akan tergantung pada harga pelaksanaan penerbitan saham baru nanti. "Namun, kalau melihat neraca keuangan, MPPA mau tidak mau harus melakukan rights issue karena rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) sudah cukup tinggi," paparnya.

Adapun MPPA berencana meminta restu dari pemegang sahamnya pada rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) 8 Desember 2017 mendatang untuk menerbitkan 2,35 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 50 per saham.

Untuk saham MEDC, Alfred merekomendasikan buy dengan target harga sebesar Rp 1.190 dengan asumsi PER sebesar 7 kali di tahun ini. Sementara untuk saham MPPA, ia merekomendasikan hold di level Rp 630 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×