Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Idiom sell in May and go away kembali nyaring terdengar. Pada tahun ini, fenomena itu akan dibayangi oleh Federal Open Market Committee (FOMC) di awal Mei 2023.
Sekadar mengingat, FOMC The Fed akan berlangsung pada 2-3 Mei 2023. Bank sentral Amerika Serikat ini diproyeksikan akan menaikkan suku bunga ke posisi 5,25%.
Chief Executive Officer Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya menjelaskan jika The Fed menaikkan suku bunga akan menekan pergerakan indeks dan menjadi puncak pada 11 Mei 2023.
"Ketika ada kenaikan suku bunga ada aktivitas sell off dan itu menjadi kesempatan untuk melakukan aktivitas pembelian," jelas dia saat ditemui Kontan belum lama ini.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Koreksi Terbatas Pada Selasa (2/5), Berikut Saham yang Dapat Dicermat
Bernadus bilang selama Mei ini area support yang bisa diperhatikan di level 6.850. Jika setelah 11 Mei kembali koreksi, support terdekat ada di 6.600 dan 6.500.
"Level 6.500 atau 6.600 itu menjadi area bagus untuk akumulasi. Support berikutnya di kisaran 6.200," ucap dia.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menyebut investor masih akan mencermati kondisi makro ekonomi, terutama dari pengumuman penetapan suku bunga The Fed.
Untuk menghadapi fenomena sell in May and go away, Nafan menyarankan investor untuk tetap bersikap bijaksana dan mencermati emiten yang punya kinerja positif sebelum berinvestasi.
Baca Juga: Arah IHSG dan Rekomendasi Saham di Tengah Sentimen Sell in May and Go Away
"Jika ada peluang koreksi pada Mei investor bisa melakukan akumulasi pada area support," tutur dia.
Setelah aksi jual, biasanya IHSG akan kembali merangkak naik pada minggu ketiga atau keempat. Investor memanfaatkan peluang untuk melirik sektor dan saham yang prospektif di tahun ini.
Adapun top picks Nafan masih jatuh pada sektor perbankan. Dia bilang kalau PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) danPT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengalami koreksi di Mei ini, investor bisa melakukan akumulasi untuk kedua saham itu.
Sementara sektor pilihan Sucor Sekuritas jatuh pada perbankan, emiten yang berkaitan dengan kendaraan listrik, otomotif dan semen. Untuk sektor semen, pilihan Sucor Sekuritas ada di PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News