kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar Dampak Kenaikan Harga Energi Pada Kinerja Emiten Tahun 2022


Rabu, 29 Desember 2021 / 21:48 WIB
Menakar Dampak Kenaikan Harga Energi Pada Kinerja Emiten Tahun 2022
ILUSTRASI. Pialang memonitor layar perdagangan saham di Jakarta, Senin (6/9/2021). ?Menakar Dampak Kenaikan Harga Energi Pada Kinerja Emiten Tahun 2022


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tantangan bisnis tahun 2022 semakin berat. Selain masih dibayang-bayangi pandemi, biaya energi mulai dari listrik hingga harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berpotensi naik. 

Mengutip catatan Kontan.co.id sebelumnya, PT Pertamina bakal menyesuaikan harga LPG nonsubsidi menyusul peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) LPG yang terus meningkat sepanjang tahun 2021.

Selain itu, dalam upaya mendorong penyediaan BBM ramah lingkungan, pemerintah berencana menghapuskan BBM jenis Premium dan  terus mendorong penggunaan BBM yang lebih tinggi RON-nya ke depan. 

Sementara dari kelistrikan, pemerintah berencana melakukan penyesuaian tarif listrik untuk 13 golongan pelanggan non-subsidi yang tarifnya telah ditahan sejak 2017 lalu.

Baca Juga: Harga Fluktuatif, Transaksi Kontrak Minyak Tumbuh Signifikan

Dengan catatan, penyesuaian ini direncanakan baru akan dilakukan di semester II 2022 dengan mempertimbangkan dampak dari pandemi Covid-19.

Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar mencermati, kenaikan biaya energi itu berpeluang berdampak tidak langsung terhadap bisnis berbagai emiten. 

"Skenario terburuknya, apabila kenaikan biaya energi itu sampai menurunkan daya beli masyarakat, akan lebih banyak sektor terdampak," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Rabu (29/12). 

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menambahkan, khusus untuk peralihan dari Premium ke BBM RON 90 ke atas , hal tersebut bisa berpengaruh pada emiten barang konsumsi dan transportasi. Sebab biaya pengangkutan perusahaan berpotensi terdampak.

Baca Juga: IHSG Kembali Rebound, Asing Borong Saham-Saham Ini, Rabu (29/12)

Walau begitu Anggaraksa berpendapat, peralihan BBM itu tidak akan berdampak signifikan. Mengingat peralihan tidak akan dilakukan secara mendadak, sehingga emiten memiliki cukup waktu untuk bersiap.

Selain itu, apabila ada peningkatan harga dalam proses peralihan itu, emiten memiliki opsi untuk membebankan kenaikan kepada konsumen ataupun menerapkan strategi lindung nilai. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×