Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) sebesar rata-rata 10% per tahun pada tahun 2023 dan 2024 telah menjadi sentimen negatif bagi saham produsen rokok, termasuk PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).
Namun demikian, terdapat sejumlah sentimen positif yang dapat mendukung kinerja perusahaan.
Analis dari Phintraco Sekuritas, Rio Febrian, menyatakan bahwa kenaikan tarif cukai rokok meningkatkan beban pokok penjualan dan menekan margin keuntungan. Meskipun begitu, prospek HM Sampoerna tetap menarik karena adanya pemulihan konsumsi masyarakat.
Baca Juga: Penjualan HM Sampoerna (HMSP) Tertekan Tarif Cukai, Cermati Rekomendasi Sahamnya
Terlebih lagi, HM Sampoerna telah menginvestasikan dana sebesar US$ 166,1 juta pada November 2022 untuk membangun fasilitas pabrik yang memproduksi batang tembakau untuk IQOS dengan merek HEETS di Karawang.
Rio menilai diversifikasi usaha ini memiliki potensi untuk menjaga pendapatan HMSP dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa produk rokok jenis ini bebas asap dan relatif lebih sehat bagi konsumen.
Meskipun demikian, Rio merekomendasikan untuk tetap mempertahankan saham HMSP (hold) sambil memantau perkembangan kinerja terbaru.
Baca Juga: Volume Penjualan HM Sampoerna (HMSP) Tertekan Tarif Cukai, Simak Rekomendasi Sahamnya
Di sisi lain, Analis dari MNC Sekuritas, Raka Junico Widyaman, menyatakan bahwa kenaikan tarif cukai rokok pada tahun 2023 berpotensi membatasi pemulihan daya beli konsumen terhadap produk rokok. Hal ini dapat mengarah pada perilaku downtrading di kalangan konsumen rokok.
Raka merekomendasikan untuk membeli saham HMSP dengan target harga Rp 1.250 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News