kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,34   9,03   0.99%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memilih saham IPO di akhir tahun ini


Jumat, 26 September 2014 / 05:03 WIB
Memilih saham IPO di akhir tahun ini
ILUSTRASI. Cara Detoks Tubuh Saat Berpuasa


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Di akhir tahun ini, sejumlah perusahaan siap  mejeng di Bursa Efek Indonesia melalui skema initial public offering (IPO).

Sedikitnya lima calon emiten yang mengantre IPO. PT Karisma Aksara Mediatama, PT Blue Bird Taxi, PT Soechi Lines Indonesia telah berbicara dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Ada pula PT Golden Plantation, anak usaha PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA); dan PT Intan Baruprana Finance, anak usaha PT Intraco Penta Tbk (INTA). Nah, dua terakhir ini sudah menggelar mini expose ke BEI.

Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang memprediksi, target  BEI  mencatatkan 30 emiten baru tahun ini sulit. Dia memperkirakan, hanya 25 perusahaan yang IPO tahun ini.

Tahun politik menjadi salah satu sebab target IPO meleset. Beberapa perusahaan yang ingin IPO wait and see. "Saya lihat, secara sektoral dan ukuran belum ada (IPO) yang kuat mengguncang pasar. Skalanya masih menengah ke bawah," ucap Edwin.

Dia menjagokan IPO Blue Bird, Soechi Lines dan Golden Plantation. Ia beralasan, Blue Bird adalah satu-satunya operator taksi di dunia yang dalam satu tangan mampu mengendalikan setidaknya 26.000 unit kendaraan. Disebut-sebut, Blue Bird akan IPO senilai US$ 450 juta.

Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menyatakan, nilai IPO tahun ini cenderung kecil. Ia juga melihat tak ada IPO Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kecuali Waskita Karya Beton (WTON). Padahal, banyak investor menunggu IPO BUMN, termasuk PT Pegadaian. Tahun depan, setidaknya dua BUMN, yakni Jiwasraya dan PLN Batam berniat IPO.

Lantaran ketegangan politik mulai mereda, Edwin menilai saat ini investor menunggu saham pendatang baru di BEI. Para pemodal sedang haus barang bagus dengan valuasi atraktif. Sepanjang calon emiten berprospek bisnis menarik dalam lima tahun ke depan, sahamnya berpotensi laris.

Kepala Riset Bahana Securities Harry Su menilai, investor melihat harga yang ditawarkan. Apalagi rencana kenaikan harga BBM subsidi  akan mempengaruhi inflasi dan BI rate. Jika itu terjadi, calon emiten lebih sulit menjual saham mereka. Dengan kondisi seperti ini, maka valuasi saham IPO tak bisa terlalu tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×