Reporter: Narita Indrastiti, Wuwun Nafsiah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menjelang akhir tahun, para investor bisa mulai memburu saham pemberi dividen. Emiten kelas kakap sudah mulai menyisihkan laba bersih sebagai dividen. Salah satunya PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Nilai dividen itu Rp 336 per saham. Total jenderal, UNVR menyisihkan dana Rp 2,56 triliun. Dividen ini akan dibagikan kepada 7,63 miliar saham. Dividen ini 90% dari laba bersih UNVR semester I-2014 yang sekitar Rp 2,8 triliun.
Bukan cuma UNVR. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) juga akan menyebar dividen interim US$ 0,01007 per saham. Total dividen interim itu sekitar US$ 100 juta. Dividen bagi pemegang saham Indonesia akan dibayarkan dalam rupiah, setara kurs tengah dollar AS per 3 Desember 2014. Sementara dividen pemegang saham bukan Indonesia dalam dolar AS. Dividen dibayarkan 17 Desember 2014.
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) juga akan membagikan dividen. Namun, dividen tersebut merupakan dividen tunai untuk tahun 2013. Jumlahnya sekitar Rp 320 miliar atau 26,05% dari laba bersih tahun lalu.
Kepala Riset BNI Securities, Norico Gaman, mengatakan, pembagian dividen menjadi berkah akhir tahun yang dinanti investor. Investor bisa mulai mengoleksi saham pemberi dividen karena harga berpotensi meningkat sebelum tanggal recording date.
Norico bilang, dividen yield yang menarik adalah di atas 2%. Tetapi nilai dividen yield belum tentu menjadi indikator pemilihan saham pemberi dividen. Pembagian dividen menandakan emiten kuat secara fundamental. "Sahamnya berpotensi naik dalam jangka panjang," jelas dia.
Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, menilai, dividen menarik jika yield di atas 5%. Jika di bawah 3% tak menarik. Selain mengejar capital gain, dividen menjadi return tahunan sesuai investasi.
Satrio bilang, sebelum memperhatikan dividen, investor perlu melihat fundamental. Apalagi bagi investor jangka pendek yang baru akan berinvestasi saham. "Pertama yang dilihat pertumbuhan perusahaan," lanjut dia.
Namun John D. Rachmat, Kepala Riset Mandiri Sekuritas, bilang, dividen bukan elemen penting dalam berinvestasi. Untuk itu, investor jangan terjebak dengan besaran dividen dari para emiten. "Kalau hanya mengejar dividen, jangan ke Bursa Efek Indonesia, tetapi ke Bursa Singapura," kata dia. Sebab, dividen yield di Singapura lebih besar dari di Indonesia. Menurut dia, investasi di Indonesia fokus pada capital gain.
Karena itu, fundamental perusahaan merupakan hal utama yang harus diperhatikan. Soalnya, pembagian dividen terkadang tidak rutin dan nilainya tidak selalu naik. Bahkan banyak dividen yang jauh di bawah suku bunga deposito.
Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities, mengatakan, dividen terkadang menjadi pemanis (sweetener) agar investor memegang hingga jangka panjang. Pembagian dividen menjelang akhir tahun bisa menggerakkan bursa. "Desember sentimen bagus. Selain cari untung dari kenaikan market, bisa langsung mengoleksi saham pemberi dividen," ujar dia.
Selain melihat fundamental, investor juga melihat saham yang valuasinya murah. Edwin mengatakan, UNVR dan INCO masih menarik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News