Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,80% ke level 6.047,475 pada perdagangan Rabu (9/6). IHSG sempat terjerumus ke zona merah dan menyentuh level 5.973,04 di awal perdagangan, sebelum akhirnya menghijau di sepanjang perdagangan.
Hari ini, investor asing mencatatkan aksi beli bersih atau net buy sebesar Rp 146,93 miliar di pasar regular dan Rp 229,10 miliar di semua pasar. Sebanyak 245 saham naik, 259 saham turun, dan 135 bergeming pada hari ini.
Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia menilai, penguatan IHSG terjadi sejalan dengan rilis data indeks kepercayaan konsumen (IKK) atau consumer confidence index (CCI) yang kembali membaik di bulan Mei lalu ke level 104,4. Tingkat kepercayaan konsumen terlihat membaik dalam dua bulan terakhir seiring dengan data ekonomi lainnya yang juga mulai pulih.
Hal ini menjadi kabar yang positif bagi langkah pemulihan ekonomi Indonesia di tahun ini, setelah pada awal tahun beberapa data ekonomi domestik seperti purchasing managers’ index (PMI) dan termasuk CCI belum juga membaik.
Baca Juga: IHSG balik ke level 6.000, begini proyeksi untuk Kamis (10/6)
Sementara itu, pergerakan indeks saham di kawasan regional Asia terlihat bergerak mixed cenderung melemah. Hal ini disebabkan investor yang cenderung menunggu rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang baru akan dirilis pada Kamis (10/6) malam.
Indeks Shanghai menguat setelah rilis data inflasi bulan Mei berada di bawah ekspektasi para pelaku pasar. Inflasi tercatat tumbuh 1,3% secara year-on-year ( YoY). Hal yang sama terjadi pada indeks Filipina yang menguat menyusul data ekspor dan impor yang meningkat di bulan April.
Imbal hasil surat utang pemerintah AS bertenor 10 tahun mengalami penurunan, bahkan mencapai level terendah dalam satu bulan terakhir ke level 1,5%. Hal ini dianggap sebagai pertanda akan investor yang percaya tingkat inflasi AS yang tinggi di bulan lalu hanya akan bersifat sementara dan langkah The Fed dalam tapering off tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Hal yang berbeda terjadi pada yield surat utang pemerintah Indonesia yang naik 0,77% ke level 6,5% pada hari ini.
Sementara itu, Bank Dunia merevisi naik pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2021 menjadi 5,6%. Meskipun demikian, dalam risetnya Bank Dunia menyebutkan bahwa negara emerging markets dan sebagian negara developing economies masih akan berjuang melawan perlambatan ekonomi akibat Covid-19.
Baca Juga: BEI terapkan penghapusan kode broker pada Agustus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News