kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melorot, Harga Minyak WTI Turun ke Bawah US$ 100 per Barel


Sabtu, 02 April 2022 / 06:57 WIB
Melorot, Harga Minyak WTI Turun ke Bawah US$ 100 per Barel
ILUSTRASI. Dalam sepekan, harga minyak merosot 12,84% dan menyentuh level terendah dalam 12 hari perdagangan terakhir.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun setelah melaju kencang pekan lalu. Bahkan, harga minyak WTI yang merupakan minyak acuan Amerika Serikat (AS) turun ke bawah level US$ 100 per barel.

Jumat (1/4), harga minyak WTI kontrak Mei 2022 di New York Mercantile Exchange turun 1,01% ke US$ 99,27 per barel. Dalam sepekan, harga minyak merosot 12,84%. Harga minyak pun menyentuh level terendah dalam 12 hari perdagangan terakhir atau dalam lebih dari dua pekan.

Sedangkan harga minyak Brent kontrak Juni 2022 di ICE Futures melemah 0,30% ke US$ 104,39 pada Jumat. Harga minyak acuan internasional ini turun 11,06% dalam sepekan dan mencapai level terendah dalam 11 hari perdagangan.

Baca Juga: Harga Emas Turun 1,66% Sepekan, Ini Sebabnya

Minyak memperpanjang kerugian pada hari Jumat karena setelah International Energy Agency (IEA) atau Badan Energi Internasional setuju untuk bergabung dalam melepaskan cadangan minyak terbesar yang pernah ada.

Presiden AS Joe Biden mengumumkan pelepasan cadangan strategic petroleum reserve (SPR) pada hari Kamis. Pernyataan Biden menyebabkan harga minyak merosot 7%. Biden mengumumkan pelepasan 1 juta barel per hari (bph) minyak mentah selama enam bulan mulai Mei, yang pada 180 juta barel merupakan pelepasan terbesar dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS.

Negara-negara anggota Badan Energi Internasional pada hari Jumat tidak menyetujui volume atau komitmen masing-masing negara pada pertemuan darurat mereka, kata Hidechika Koizumi, direktur divisi urusan internasional di Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang. Dia menambahkan bahwa rincian tambahan dapat diketahui dalam minggu depan atau selanjutnya.

Baca Juga: Wall Street Menguat di Perdagangan Terakhir Pekan Ini

OPEC+pada hari Kamis melanjutkan rencana peningkatan 432.000 barel per hari ke target produksi Mei mereka meskipun ada tekanan Barat untuk menambahkan lebih banyak.

"Banjir barel AS yang membayangi tidak mengubah fakta bahwa pasar akan berjuang untuk menemukan pasokan yang cukup dalam beberapa bulan mendatang," kata analis PVM Stephen Brennock kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa pelepasan stok minyak AS tidak ada artinya jika dibandingkan dengan ekspektasi bahwa 3 juta barel per hari minyak Rusia akan ditutup karena sanksi dan pembeli menolak pembelian.

Baca Juga: Harga BBM Pertamina Terbaru April 2022: Pertamax Naik, Pertalite Turun di Daerah Ini

JPMorgan mengatakan dalam sebuah catatan bahwa mereka telah mempertahankan perkiraan harganya tidak berubah pada US$ 114 per barel untuk kuartal kedua dan US$ 101 per barel pada paruh kedua tahun ini.

“Yang terpenting, kami menyadari bahwa pelepasan persediaan minyak bukanlah sumber pasokan yang terus-menerus, dan jika rata-rata barel Rusia yang terdampar lebih dari 1 juta barel per hari tahun depan, ini akan membuat 2023 dalam defisit yang dalam, membuat perkiraan harga US$ 98 per barel kami untuk tahun depan terlalu rendah," ungkap JPMorgan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×