Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menorehkan kinerja positif pada periode Januari-Juni 2022. BBTN membukukan laba bersih senilai Rp 1,46 triliun atau 58,7% secara tahunan atau year on year (YoY) dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 920 miliar.
Kredit dan pembiayaan BTN berhasil naik 7,7% YoY dari Rp 265,9 triliun menjadi Rp 286,15 triliun di Juni 2022. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 2,99% dari Rp 298,28 triliun menjadi Rp 307,31 triliun di paruh pertama 2022.
Adapun net interest margin (NIM) BTN meningkat menjadi 4,50%. Sedangkan efisiensi tergambar dari penurunan biaya operasional terhadap beban operasional (BOPO) BTN menjadi 85,69% di paruh pertama 2022. Dalam catatan Kontan, disebutkan bahwa kualitas kredit juga mengalami perbaikan non performing loan (NPL) di level 3,54% dan coverage 148,20%.
Sebelumnya, Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya dan Ryan Santoso sudah memprediksi emiten perbankan BBTN akan mencatatkan posisi kinerja yang lebih kuat pada kuartal kedua tahun ini. Pada akhir Mei, pertumbuhan dana pihak ketiga juga tercatat positif, didorong oleh pertumbuhan deposito berjangka yang lebih kuat pada April-Mei.
Baca Juga: Analis Kompak Rekomendasikan Beli Saham ANTM, Simak Ulasannya
Lebih lanjut, Andrey bilang pertumbuhan simpanan pihak ketiga juga positif di kuartal kedua tahun ini.
"Di bulan Mei, dana pihak ketiga kembali ke pertumbuhan positif, naik 7,57% YoY menjadi Rp 299 triliun," paparnya dalam riset, Jumat (15/7).
Andrey menambahkan, biaya kredit cenderung naik di kuartal 2-2022, tetapi mungkin turun di semester 2-2022. Menurutnya, peningkatan tersebut disebabkan oleh kebutuhan provisi yang lebih tinggi seiring dengan penurunan kualitas kredit. Namun, BBTN tetap mempertahankan target cost of credit di kisaran 1,1%-1,2% hingga akhir tahun.
Dalam catatan Kontan, Manajemen BBTN juga menyatakan bahwa isu permodalan masih perlu diperbaiki oleh BTN. Tujuannya, agar BTN bisa meningkatkan daya saing dan memiliki biaya dana atau cost of fund (COF) yang baik.
Asal tahu saja, permodalan BTN akan semakin kuat, bila rencana rights issue bisa berjalan dengan lancar. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan mengalirkan dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 2,48 triliun pada aksi korporasi ini. Sedangkan publik sebanyak Rp 1,65 triliun.
"Kami pikir pelaksanaan rights issue dapat menjadi katalis yang baik bagi BTN karena akan meningkatkan neraca BTN dan kemampuan untuk menyalurkan pinjaman ke depan," tutur Analis BNI Sekuritas Yulinda Hartanto, Ilham Firdaus, dan Darren Linardi dalam riset pada Selasa (5/7) yang lalu.
Baca Juga: Saham Sektor Properti Diselimuti Sentimen Negatif, Intip Rekomednasi Sahamnya
Jika rights issue dilakukan, Yulinda memandang hal ini akan mendorong kinerja BBTN. Sebab, ia bilang rights issue sangat dibutuhkan bank dan baik untuk pertumbuhannya di masa depan. Sebelumnya, DPR telah menyetujui suntikan modal pemerintah ke BTN.
Secara valuasi, saham BBTN diperdagangkan dengan PBV pada 0.7 kali atau di bawah rata-rata 10 tahun. BNI Sekuritas mempertahankan rekomendasi hold dengan target harga di Rp 1.500 per saham. Sementara itu Andrey dan Ryan mempertahankan rekomendasi buy untuk saham BBTN dengan TP di Rp 2.450 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News