kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melihat Opsi Pendanaan Emiten di Tengah Potensi Kenaikan Suku Bunga


Selasa, 22 Maret 2022 / 17:31 WIB
Melihat Opsi Pendanaan Emiten di Tengah Potensi Kenaikan Suku Bunga
ILUSTRASI. PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA).


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten mencari pendanaan baru guna mendorong kinerja pada tahun 2022. Salah satunya PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) yang sudah menyiapkan belanja modal sebesar Rp 1,5 triliun untuk tahun ini.

Di tengah potensi kenaikan suku bunga acuan, emiten ini memilih mekanisme pendanaan dari pinjaman perbankan. Direktur Utama ASSA Prodjo Sunarjanto mengungkapkan, ASSA sudah mendapatkan fasilitas kredit tersebut dari beberapa bank besar.

“Sumber pendanaan dari bank. Karena mekanisme dan pendanaan dari sektor perbankan paling cocok dengan cashflow industri cara rental,” papar Prodjo pada Kontan.co.id, Selasa (22/3).

Melihat adanya potensi kenaikan suku bunga, Prodjo mengaku pihaknya akan terus memantau perkembangan tingkat suku bunga BI secara kuartal.

Baca Juga: Tahun Ini, Adi Sarana (ASSA) Targetkan Pertumbuhan Kinerja di Atas 30%

Sebagian besar belanja modal akan digunakan untuk pembelian mobil baru. Ia menambahkan, dalam setiap tahunnya ASSA akan mendispose dan membeli mobil baru sekitar 4.000 – 5.000 unit.

Sementara itu, PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) mengaku belum berencana melakukan pinjaman dari perbankan. Direktur dan Sekretaris Perusahaan Caturkarda Depo Bangunan Erwan Irawan menuturkan, DEPO belum berencana melakukan pinjaman lantaran kas internal hasil dari IPO tahun lalu masih mencukupi untuk pengembangan toko ke depannya.

Pada tahun ini, DEPO mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 70 miliar hingga Rp 80 miliar untuk tahun 2022. Adapun rencana penggunaan belanja modal untuk pembukaan 2 toko baru tahun ini. Dimana satu toko sudah dibuka pada 26 Februari lalu. Sementara sisanya ditargetkan akan buka pada kuartal akhir tahun ini.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menilai, dalam tren kenaikan suku bunga, biasanya perusahaan lebih memilih mencari mekanisme pendanaan lainnya, salah satunya melalui rights issue.

 

Sebab, sambung Azis, peningkatan suku bunga akan mempengaruhi suku bunga kredit yang diberikan bank.

Meski demikian, menurut Azis ada beberapa yang harus diperhatikan saat perusahaan memutuskan untuk mencari modal melalui rights issue, seperti likuiditas pergerakan sahamnya. Karena jika saham tersebut terbilang liquid, maka rights issue sebagian besar akan berhasil.

“Memang rights issue akan lebih menarik, tapi ada beberapa catatan seperti likuditas sahamnya dan rencana penggunaan dananya. Bisa juga emiten menerbitkan obligasi,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×