kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.794   1,00   0,01%
  • IDX 7.470   -9,22   -0,12%
  • KOMPAS100 1.154   0,14   0,01%
  • LQ45 915   1,41   0,15%
  • ISSI 226   -0,75   -0,33%
  • IDX30 472   1,48   0,31%
  • IDXHIDIV20 570   2,21   0,39%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,97   0,69%
  • IDXQ30 158   0,51   0,33%

Melemah Hari Ini, Rupiah Berpotensi Terperosok ke Level Rp 16.000 Per Dolar AS


Rabu, 04 Oktober 2023 / 18:55 WIB
Melemah Hari Ini, Rupiah Berpotensi Terperosok ke Level Rp 16.000 Per Dolar AS
ILUSTRASI. Uang rupiah. REUTERS/Darren Whiteside


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah jatuh di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (4/10). Pelemahan rupiah bahkan berpotensi menembus level Rp 16.000 per dolar AS.

Pengamat Mata Uang Lukman Leong melihat, pelemahan rupiah dan mata uang Asia lainnya terhadap dolar AS akibat sentimen risk off yang menyelimuti pasar. Hal itu dipicu naiknya imbal hasil obligasi Amerika yang disebabkan kekhawatiran prospek suku bunga The Fed, setelah dana tenaga kerja Jolts lebih kuat.

Alhasil, rupiah spot ditutup koreksi 0,34% ke Rp 15.634 per dolar AS pada perdagangan, Rabu (4/10). Ini menjadi penutupan rupiah spot terburuk sepanjang tahun 2023.

Sama halnya dengan pergerakan rupiah di pasar spot, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) juga melemah ke level terburuknya di tahun ini. Rupiah Jisdor BI ditutup pada level Rp 15.636 per dolar AS, serta melemah 0,23% dibandingkan hari kemarin.

Baca Juga: Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 15.634 Per Dolar AS, Terburuk Sepanjang 2023

Lukman memperkirakan rupiah masih akan tertekan laju dolar AS di perdagangan besok, Kamis (5/10). Di mana, investor kembali menantikan data penting AS malam ini yaitu ISM Service dan perubahan data tenaga kerja alias ADP Employement Change.

Rupiah bahkan berpotensi lebih dalam terperosok ke level terburuknya, hingga menembus Rp 16.000 per dolar AS di sisa tahun ini. Sentimen utama masih seputar tangguhnya dolar AS dan perlambatan ekonomi global terutama China.

“Namun saya melihat Bank Indonesia akan berusaha intervensi agar menahan pelemahan rupiah tidak sampai di bawah level tersebut. Jika tidak ada intervensi, kemungkinan rupiah bakal tembus Rp 16.000 per dolar AS di pertemuan FOMC November,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (4/10).

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengamati, investor saat ini tengah mengantisipasi kebijakan moneter restriktif dalam jangka waktu yang lebih lama karena ketahanan ekonomi AS yang luas, sehingga semakin memperkuat posisi dolar AS di pasar mata uang global.

“Hal tersebut dibarengi dengan pandangan hawkish dari Federal Reserve dan imbal hasil US Treasury tertinggi dalam 16 tahun,” jelas Ibrahim dalam riset harian, Rabu (4/10).

Ibrahim mengatakan, putaran baru inflasi, serta kekhawatiran kenaikan suku bunga telah mengangkat Dolar karena sejumlah pembuat kebijakan The Fed pada Selasa (3/10) mengisyaratkan kenaikan suku bunga lagi pada November atau Desember. Langkah itu dilakukan untuk menjaga inflasi tetap terkendali dan mendekati target bank sentral AS sebesar 2% dari posisi saat ini 3,7%.

Meskipun inflasi telah menurun secara signifikan dari angka tertinggi dalam empat dekade terakhir, namun kenaikan harga minyak yang tidak terkendali menimbulkan kekhawatiran negara-negara non penghasil minyak yang merupakan negara dengan populasi terbesar di dunia.

Baca Juga: Terburuk Sepanjang 2023, Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 15.636 per Dolar AS di Hari Ini

Dengan demikian, perekonomian diperkirakan kembali menghadapi beban berat di sisa tahun ini.

Dari dalam negeri, Ibrahim melihat bahwa situasi pasar saat ini cenderung wait and see dan menunggu kepastian dulu, menjelang tahun politik. Terlebih, masih ada dua bakal calon presiden (Bacapres) yang belum mengumumkan wakilnya untuk pilpres 2024.

Sikap wait and see ini berkaitan erat dengan kebijakan di masa depan. Pelaku pasar perlu mengetahui kebijakan seperti apa yang kira-kira terjadi di Indonesia ke depan dengan melihat bacapres ataupun memproyeksi siapa bacapres terkuat.

Jika dilihat dari gelaran Pemilu tahun 2019, Rupiah mengalami pelemahan. Namun, pelemahan hanya terjadi sesaat dan pulih kembali setelah pemenang Pemilu diumumkan.

“Selama gelaran Pemilu 2024 biasanya terdapat tren di mana rupiah mengalami pelemahan dan investor asing ogah masuk ke pasar modal dalam negeri,” imbuh Ibrahim.

Sementara itu, Ibrahim menambahkan, aktivitas bisnis domestik masih terjaga positif di bulan September dengan masing-masing indeks yang berada di atas level 50,0. Tingkat inflasi juga terpantau menurun menjadi 2,28% YoY di bulan September dibandingkan Agustus yang tercatat 3,27% YoY.

Meskipun demikian, pemerintah masih terus memonitor dan memitigasi berbagai risiko dan ketidakpastian global yang menunjukkan peningkatan belakangan ini, termasuk potensi perlambatan lebih dalam dari perekonomian global khususnya ekonomi Tiongkok.

Ibrahim memperkirakan pergerakan rupiah akan ditutup melemah pada rentang  Rp 15.620 per dolar AS - Rp 15.700 per dolar AS di perdagangan Kamis (5/10). Sedangkan Lukman memproyeksi rupiah bakal bergerak dalam kisaran Rp 15.600 per dolar AS – Rp 15.700 per dolar AS di Kamis (5/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×