Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup akhir pekan dengan menguat tipis 0,16% ke level 7.045,52 pada Jumat (4/11). Namun dalam sepekan terakhir IHSG melemah 0,15%.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mencermati pergerakan IHSG selama sepekan ini dipengaruhi oleh rilis data perekonomian, baik dari dalam maupun luar negeri.
Dari luar negeri, laju inflasi yang masih tinggi di negara-negara Eropa dan naiknya suku bunga The Fed (FFR) ke level 4%.
Di samping itu adanya kenaikan imbal hasil (yield) US Treasury Note tenor 10 tahun ke angka 4%.
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.045 Pada Jumat (4/11), Asing Net Buy di Saham ADRO, SMGR, MDKA
"Para investor pun masih khawatir dan mencermati akan kebijakan moneter The Fed yang diperkirakan akan semakin ketat dan agresif dalam membendung angka inflasi" jelasnya kepada Kontan, Jumat (4/10).
Pada September 2022, inflasi AS berada di level 8,2% secara tahunan atau melandai dari 8,3% dari bulan sebelumnya. Adapun The Fed menargetkan inflasi di negeri Paman Sam itu bisa turun ke 2%.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti memaparkan gerak IHSG yang cenderung melemah dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga The Fed yang masih agresif.
Baca Juga: IHSG Tergelincir 0,76% ke Level 6.980,94 pada Perdagangan Sesi I, Jumat (4/11)
Dari dalam negeri, laporan data inflasi di dalam negeri turut mempengaruhi pergerakan IHSG. Data inflasi di Oktober mengalami penurunan ke level 5,71% secara tahunan.
"Di samping itu, kebijakan seperti kenaikan cukai rokok yang dirilis pun ikut menjadi sentimen terhadap pergerakan IHSG," papar Desy.
Kemarin, Kamis (3/11), pemerintah telah resmi memutuskan menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk rokok sebesar 10% pada tahun 2023 dan 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News