kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melebihi Ekspektasi, BNI Berhasil Menjual SR017 Mencapai Rp 1,86 Triliun


Kamis, 15 September 2022 / 18:02 WIB
Melebihi Ekspektasi, BNI Berhasil Menjual SR017 Mencapai Rp 1,86 Triliun
ILUSTRASI. Pemesanan SR017 melalui BNI tercatat sebesar Rp 1,86 triliun, melebihi dari ekspektasi sebesar Rp 1 triliun.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR017 resmi ditutup hari Rabu (14/9), setelah dibuka sejak 19 Agustus 2022. Obligasi syariah yang ditawarkan untuk investor ritel ini mencapai rekor penjualan tertinggi di tahun ini. 

Melihat data Bareksa, penjualan SR017 telah 100% terjual atau mencapai Rp 27 triliun hingga hari terakhir penjualan. 

Penjualan seri SR017 mulai dari 19 Agustus 2022 hingga 14 September 2022 dengan kupon imbalan hasil tetap sebesar 5,90% per tahun.

General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia mengatakan pemesanan SR017 melalui BNI tercatat sebesar Rp 1,86 triliun, melebihi dari ekspektasi sebesar Rp 1 triliun. 

Baca Juga: Lampaui Target, Penjualan SR017 BSI Capai Rp2,06 Triliun

"Minat terhadap SR017 ini cukup tinggi, terlihat dari pertumbuhan 37% jumlah Investor dibanding SR016 sebelumnya di BNI," ujar Henny kepada Kontan.co.id, Kamis (15/9). 

Kenaikan penjualan SR017 dipengaruhi dengan kupon yang ditawarkan oleh SR017 yang dinilai sudah priced-in dengan ekspektasi kenaikan suku bunga ke depan. 

Selain itu, SR017 dengan tenor cenderung pendek juga menjadi salah satu antisipasi risiko pasar yang baik.

Rata-rata investor pemesanan di BNI sebesar Rp 400 Juta. Adapun jumlah Investor yang memesan dengan nominal di atas Rp 1 miliar sekitar 8% dan jumlah investor dengan nominal pemesanan di bawah Rp 100 juta adalah sebesar 41%. 

Mengingat SR017 dapat dipesan hingga Rp 5 miliar, menurut Henny penyebaran investor di BNI tersebut dapat dikatakan cukup ritel dan tidak bertumpu pada nominal-nominal besar saja.

Penawaran ORI022 di akhir bulan ini juga dipercaya akan menarik minat masyarakat. Lantaran likuiditas investor di pasar masih cenderung tinggi dan minat terhadap obligasi negara tenor pendek yang aman, juga masih akan tinggi.

"Di tengah potensi kenaikan suku bunga acuan untuk menekan laju inflasi, biasanya investor akan memilih obligasi dengan suku bunga mengambang atau obligasi dengan tenor pendek," ujarnya. 

Baca Juga: Pemesanan SR017 di BRI Telah Mencapai Rp 1,01 Triliun

Henny menambahkan suku bunga mengambang dipilih agar tingkat kupon ikut naik ketika suku bunga naik, dan obligasi tenor pendek dipilih agar obligasi jatuh tempo lebih cepat dan kemudian reinvestasi pada kupon yang berpotensi sudah naik. 

"Untungnya, kedua skema obligasi tersebut dijadwalkan akan diakomodir oleh seri ORI dan ST yang akan diterbitkan Kemenkeu pada akhir tahun ini," ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×