kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.607.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.288   40,00   0,24%
  • IDX 7.307   49,60   0,68%
  • KOMPAS100 1.080   8,47   0,79%
  • LQ45 854   7,35   0,87%
  • ISSI 217   0,94   0,43%
  • IDX30 439   3,25   0,75%
  • IDXHIDIV20 524   3,40   0,65%
  • IDX80 123   0,78   0,64%
  • IDXV30 125   0,57   0,46%
  • IDXQ30 144   0,82   0,58%

Megaproyek CAP2 mundur, Chandra Asri (TPIA) merevisi capex tahun ini


Jumat, 05 Juni 2020 / 15:59 WIB
Megaproyek CAP2 mundur, Chandra Asri (TPIA) merevisi capex tahun ini
ILUSTRASI. Suryandi, Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) memutuskan merevisi alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk tahun ini. Emiten produsen petrokimia ini hanya akan mengalokasikan capex senilai US$ 135 juta untuk tahun ini. Jumlah ini turun dari alokasi sebelumnya, dimana TPIA menggelontorkan dana hingga US$ 430 juta untuk keperluan belanja modal.

Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi mengatakan, revisi ini berkaitan dengan proyeksi mundurnya megaproyek Chandra Asri Perkasa 2 (CAP2) akibat pandemi corona (Covid-19). Suryandi bilang, proses final investment decision (FID) yang semula dapat ditentukan pada tahun 2021 diperkirakan mundur ke 2022.

Baca Juga: Chandra Asri Petrochemical (TPIA) bukukan kerugian US$ 17,83 juta di kuartal I 2020

“CAP2 terkendala akibat Covid-19, yang seharusnya FID tahun 2021, kami sesuaikan ke tahun 2022. Kalau FDI sudah dilakukan, pabrik sudah siap untuk dibangun,” ujar Suryandi saat telekonferensi dengan awak media, Jumat (5/6). Meski demikian, Suryandi menegaskan negosiasi dengan calon investor tetap terus berjalan, hanya saja waktunya yang mundur.

Sementara itu, per kuartal I-2020 entitas usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini telah menyerap capex sebesar US$ 46,2 juta. Suryandi mengatakan, capex tersebut digunakan untuk proyek pabrik MTBE dan Butene-1 yang ditargetkan dapat beroperasi pada kuartal III-2020 dan proyek Enclosed Ground Flare (EGF) yang ditargetkan rampung pada kuartal IV-2020.

Sepanjang tiga bulan pertama 2020, TPIA membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$ 17,83 juta. Padahal, di periode yang sama tahun lalu, emiten petrokimia ini masih membukukan laba bersih senilai US$ 17,26 juta.

Dari sisi topline, konstituen Indeks Kompas100 ini membukukan pendapatan senilai US$ 476,83 juta. Realisasi ini turun 13,7% bila dibandingkan dengan realisasi pendapatan pada kuartal pertama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 552,2 juta.

Suryandi mengatakan, kinerja TPIA pada kuartal I-2020 masih memiliki keterkaitan (eksposure) yang kuat dengan sentimen yang terjadi pada 2019, seperti perang dagang Amerika Serikat-China, tertekannya margin produk petrokimia, serta adanya kelebihan pasokan (oversupply) di pasar global.

Baca Juga: Sejak awal Mei, kapitalisasi pasar TPIA & ICBP turun drastis, ini rekomendasi analis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×