kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Medco Energi (MEDC) bidik kenaikan produksi tahun 2020, apa rekomendasi analis?


Kamis, 19 Desember 2019 / 20:53 WIB
Medco Energi (MEDC) bidik kenaikan produksi tahun 2020, apa rekomendasi analis?
ILUSTRASI. Pekerja melakukan perawatan kilang di Medco Energi, Jakarta (26/8).


Reporter: Irene Sugiharti | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten minyak dan gas PT Medco Energi International Tbk (MEDC) tahun depan siap tingkatkan produksi minyak. Dipercaya pada tahun depan permintaan akan minyak akan meningkat.

Setelah akuisisi Ophir, kali ini MEDC siap perbanyak produksi minyak dan gas menjadi 110 ribu barel setara minyak per hari (bopd). Target ini tidak berbeda dengan target produksi minyak dan gas MEDC pasca akuisisi Ophir energi pertengahan lalu.

Akuisisi Ophir sendiri menurut Analis Henan Putihrai Sekuritas, Liza Camelia Suryanata dilakukan guna menjadikan MEDC sebagai perusahan migas terkemuka di regional Asia. Dengan akusisi 100% yang dilakukan atas Ophir, Ophir mampu meningkatkan kinerja perusahaan di tahun 2019 sebanyak 2019.

“Akuisisi Ophir diharapkan mampu meningkatkan kinerja produksi perusahaan pada 2019 sebesar 29%. Sebagai perbandinga, sepanjang semester I 2019, produksi migas Medco mencapai 96 ribu BOPD dengan Target 100 ribu BOPD. Sedangkan produksi migas Ophir mencapai 120 ribu BOPD dari Target 110 ribu BOPD,” papar Liza.

Baca Juga: Produksi Medco Bakal Naik, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham MEDC premium

Analis Jasa Capital Utama Sekuritas Chris Apriliony sebut langkah MEDC tingkatkan produksi minyak akan berdampak positif terhadap bisnis MEDC kedepan mesikpun saat ini pasar komoditas rentan terpapar sentiment global dan pasar yang cenderung fluktuatif.

“Iya, tentu akan memberikan efek positif. Terlebih lagi dengan IPOnya Aramco membuat harga minyak menguat hingga ke US$60 sehingga akan berdampak pada pendapatan perseroan ke depannya,” tutur Chris yang dihubungi Kontan, Kamis (19/12).

Chris juga sebut harga minyak saat ini relative menguat salah satunya didorong oleh adanya peningkatan permintaan.

“Harga Crude Oil diperkirakan memulai Uptrend nya sampai level USD64.3 / barrel sebagai Target dari break out pola Parallel Channel, asal harga mampu bertahan diatas USD60.4 / barrel sebagai support terdekat. Tampaknya hasil kesepakatan negara-negara OPEC + Russia yang memutuskan untuk mengurangi produksi mampu mengerek harga minyak naik setidaknya untuk kembali menguji Resistance level Previous High di sekitar USD 63.4 / barrel; di tengah iklim musim dingin yang turut mendukung peningkatan demand,” jelas Liza yang dihubungi Kontan.

Baca Juga: Medco Energi (MEDC) bidik kenaikan produksi tahun 2020, apa rekomendasi analis?

Selain minyak dan gas, Chris juga nilai bisnis emas MEDC merupakan lini bisnis yang prospektif dan mampu menghasilkan kontribusi pendapatan ke perusahaan. Hal ini didorong oleh harga emas yang juga cenderung menguat.

Tahun depan, Liza nilai beberapa aksi korporasi yang dilakukan MEDC dapat menjadi sentiment yang akan mempengaruhi bsinis MEDC selain harga crude oil. Dari segi ekspansi bisnis Liza nilai, rencana ekspansi bisnis dapat jadi katalis bagi emiten ini.

Sementara berdasarkan blok migas yang sudah dimiliki, hingga saat ini Proyek pengembangan fase 4B konsesi Bualuang di Thailand yang dikelola Ophir Energy masih konsisten dalam program pengeboran hingga tahun 2020 yang diprediksikan dapat membuat produksi minya dari blok Bualuang menajang dari 7000 bopd menjadi 14.000 bopd.

Begitu pula dengan Blok Meliwis di Jawa Timur yang ditargetkan akan mulai produksi pada 2Q-2020. Dengan target output ialah 33 BBTU gas per hari dengan harga jual USD 6.7 / mmbt.

Selain melakukan ekspansi, MEDC juga dikabarkan akan melakukan divestasi usaha. Yakni melepas 7 blok migas yang pernah dikelola Ophir karena dianggap high risk sehingga perlu investasi yang besar sehingga dinilai tidak ekonomis. Ke tujuk blok tersebut diantaranya di Guinea, Mexico, Bangladesh, 2 blok di Vietnam, Aru, dan Papua Barat).

Tahun depan anak usaha MEDC, Medco Power Indonesia (MPI) dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) juga dikabarkan akan melakukan IPO guna mencari dana segar sebesar US$ 600 juta.

Chris Apriliony sebut, selain aksi koroporasi MEDC yang menurut Liza dapat mempengaruhi bisnis MEDC tahun depan, adanya tambahan produksi serta harga emas dunia juga akan jadi sentiment yang pengaruhi bisnis MEDC. Permasalahan efisiensi sector migas juga menjadi sentiment tambahan untuk bisnis MEDC tahun depan yang dilihat oleh Analis Bina Artha Sekurtias Muhammad Nafan Aji.

Untuk tahun depan, Liza rekomendasikan Buy On Weakness untuk saham MEDC dengan TP di antara 1000-1040 setelah setahun mengalami pergerakan yang sideways. Begitu pula dengan Nafan yang rekomendasikan Buy on Weaknes untuk saham MEDC dengan TP 1035 karena menurutnya potensi upside saham MEDC saat ini hanya sebesar 19,96%. Adapun Chris, rekomendasikan BUY MEDC dengan TP 1300.

“Sudah lebih dari setahun ini harga saham MEDC bergerak dalam trend Sideways, terlihat dari pola Parallel Channel (green) yang mempunyai rentang Support & Resistance yang cukuplebar serta menarik untuk Trading : Buy On Weakness  di sekitar 615-655, Target Profit Taking  pada range 1000-1040. Pergerakan saham MEDC kemungkinan akan terus berlangsung seperti ini kecuali akhirnya mampu break out (closing) di atas Resistance Upper Channel (655)  yang mana akan membuka jalan naik menuju Target 1450. Level Target untuk jangka waktu mid to long-term ini juga hampir setara dengan Resistance level all-time-high di 1600” tutur Liza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×