kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Medco cari pinjaman US$ 144 juta untuk refinancing


Senin, 20 April 2015 / 20:34 WIB
Medco cari pinjaman US$ 144 juta untuk refinancing
ILUSTRASI. Bermitra Lebih 2.000 Faskes, Generali Catat Klaim Kesehatan Capai Rp 651,1 Miliar di Kuartal III-2023.?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. PT Medco Energy Internasional Tbk (MEDC) akan mencari pendanaan baru untuk membayar utangnya yang jatuh tempo pada tahun ini. Total pinjaman yang harus dibayar tahun ini mencapai US$ 183,69 juta. Dari jumlah itu, perseroan sudah melunasi pinjaman senilai US$ 40 juta.

Lany Wong, Direktur Keuangan Medco mengatakan, sisa pinjaman sekitar US$ 144 juta akan dibayar dengan pinjaman perbankan baru yang diharapkan berbunga lebih murah. "Kami sedang negosiasi dengan perbankan lokal mendapatkan pinjaman tersebut," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Senin (20/4).

Dari laporan keuangan Medco tahun 2014, pinjaman jatuh tempo itu terdiri dari denominasi dollar AS senilai US$ 71,25 juta dan pinjaman rupiah senilai Rp 1,4 triliun. Rinciannya, pinjaman dari Bank Negara Indonesia (BNI) senilai US$ 67,5 juta dan Rp 1,4 triliun. Sementara dari Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ senilai US$ 3,75 juta. Rata-rata tingkat bunga yang didapatkan Medco sekitar 5,25%. "Rasio debt to equity kami masih sangat bagus, di bawah 1%. Dan biasanya kami mendapat pinjaman murah," imbuhnya.

Perusahaan minyak dan gas tersebut juga sudah menyiapkan diri untuk menerbitkan medium term notes (MTN) berdenominasi dollar Singapura hingga S$ 500 juta atau sekitar Rp 4,7 triliun. Saat ini, perseroan sedang dalam proses penawaran untuk obligasi tahap pertama tersebut.

Perseroan sudah menunjuk ANZ, DBS, dan Mitsubishi UFG sebagai joint lead managers dan bookrunners. Sayangnya, Lany masih bungkam terkait rencana ini. Ia mengatakan, opsi penerbitan obligasi ini bisa dalam beberapa tahap. "Tidak harus diterbitkan tahun ini," ujarnya.

Soalnya, tahun ini Medco masih belum membutuhkan pendanaan yang besar, khususnya untuk belanja modal. Maklum, perseroan memangkas belanja modal tahun dari US$ 441 juta pada tahun lalu menjadi US$ 250 juta pada tahun ini.

Medco memutuskan untuk menerbitkan obligasi Singapura karena pasar obligasi Singapura lebih fleksibel dibandingkan pasar AS. Jika perseroan jadi menerbitkan obligasi tahun ini, dananya akan digunakan untuk refinancing utang. "Sementara untuk belanja modal sudah cukup karena tidak membutuhkan banyak pendanaan," ujar Direktur Utama Medco, Lukman Mahfoedz.

Belanja modal Medco akan difokuskan untuk proyek Senoro Gas dan Donggi Senoro LNG. Keduanya siap beroperasi pada pertengahan tahun 2015 ini. Sementara tahun lalu, perseroan juga sudah menambah portofolio aset migas dengan mengakuisisi satu lisensi eksplorasi di Papua Nugini dan delapan konsensi di Tunisia. Perseroan juga sudah memenangkan tender satu blok eksplorasi di Oman.

Medco tak terlalu ambisius pada tahun ini lantaran masih ada potensi penurunan harga minyak dunia. Medco hanya menargetkan bisa mempertahankan pendapatan dan laba bersih tahun ini seperti tahun 2014 silam. "Kalau blok Senoro sudah beroperasi, kemungkinan akan ada pertumbuhan pendapatan," tandas Lukman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×