kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

MEDC membidik bisnis pembangkit listrik


Kamis, 13 Agustus 2015 / 06:31 WIB
MEDC membidik bisnis pembangkit listrik


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Terpuruknya harga minyak mentah memicu PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mendorong proyek bisnis lain, seperti pembangkit listrik. Emiten ini berharap bisa mengikuti tender pembangkit listrik untuk mendorong program 35.000 megawatt (MW) yang digulirkan pemerintah.

Direktur Utama MEDC, Lukman Mahfoedz mengatakan, pihaknya mengincar beberapa tender pemerintah di bidang pembangkit listrik. Namun, dia belum mau menyebutkan lokasi dan kisaran nilai investasinya. "Kami ingin lebih aktif di power sector dan ingin ikut tender di pembangkit listrik. Apakah di Jawa atau di kawasan lain, masih dijajaki," ujar dia, Senin (10/8).

MEDC sudah memiliki pendanaan yang cukup dari kas dan penerbitan surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN) senilai $ 100 juta. Bisnis pembangkit listrik ini diharapkan bisa mendorong pendapatan MEDC agar tak terlalu terseret pelemahan harga minyak.

Selain bakal aktif di bisnis pembangkit listrik, MEDC juga mulai mempercepat penyelesaian sejumlah proyek migas tahun ini. Setelah proyek Senoro rampung, MEDC kini fokus menggarap Proyek Blok A, Aceh. "Proyek Blok A akan on stream pada November," ujar Lukman.

Pemegang hak partisipasi blok ini adalah MEDC sebesar 41,67%, KrisEnergy 41,66%, dan Japex sebesar 16,67%. Proyek ini adalah salah satu proyek utama MEDC. Melalui anak perusahaannya PT Medco E&P Indonesia, MEDC sudah meneken perjanjian jual beli gas (PJBG) Block A dan amandemen PJBG Blok South Sumatra awal tahun ini.

Total volume pasokan gas yang disepakati mencapai lebih dari 200 trillion british thermal unit (TBTU), setara nilai kontrak penjualan gas lebih dari US$ 2 miliar. Tahun ini, MEDC mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 250 juta, terutama untuk proyek Senoro Gas dan Donggi Senoro LNG.

Menurut dia, koreksi harga minyak seperti saat ini menyebabkan perusahaan lebih berhati-hati menjalankan ekspansi. "Kami yakin, belanja modal terserap. Kami tetap perlu ekspansi untuk meraih return," ujar dia. Pada perdagangan di bursa kemarin, harga saham MEDC stagnan di Rp 2.445 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×