kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

MDRN meningkatkan kapasitas fresh food


Kamis, 26 Desember 2013 / 09:20 WIB
MDRN meningkatkan kapasitas fresh food
ILUSTRASI. Gerai Watsons dari PT Duta Intidaya Tbk (DAYA).


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. PT Modern Internasional Tbk (MDRN) berupaya menggenjot bisnis ritel. Salah satu caranya, dengan meningkatkan kapasitas produksi pabrik PT Fresh Food Indonesia (Fresh Food) hingga dua kali lipat. Proyek ini diharapkan bisa selesai pada akhir kuartal kedua 2014.

Fresh Food adalah perusahaan makanan dan minuman, yang 50% sahamnya dimiliki MDRN secara tidak langsung melalui PT Modern Photo Industry. Fresh Food menyediakan produk di gerai-gerai convenience retailler srtore 7-Eleven.

Anak usaha MDRN yang lain, yakni PT Modern Putra Indonesia merupakan pemegang waralaba 7-Eleven dari 7-Eleven Inc. "Nantinya, pabrik baru ini bisa mendukung sampai 300 toko," tutur Direktur Keuangan MDRN, Donny Sutanto, ketika ditemui KONTAN belum lama ini. Donny bilang, saat ini kapasitas pabrik milik Fresh Food hanya cukup untuk memasok kebutuhan 150 gerai 7-Eleven saja.

Donny bilang, untuk menambah kapasitas pabrik itu, pihaknya merogoh kocek hingga Rp 100 miliar. Dana itu dialokasikan untuk instalasi mesin. Dus, MDRN pun tidak perlu membangun pabrik baru. Bila dirinci, dari alokasi dana sebanyak itu, 30% akan dibelanjakan 30% untuk renovasi pabrik. Sedangkan, 70% lainnya diperuntukan bagi pengadaan peralatan pabrik.

Kata Donny, dengan penambahan kapasitas pabrik tersebut bukan berarti MDRN akan otomatis menambah gerai 7 Eleven hingga dua kali lipat pula. Peningkatan kapasitas pabrik Fresh Food itu hanya untuk menjamin ketersediaan produk dan tentunya mengantisipasi pertumbuhan jumlah gerai.

Saat ini, MDRN tercatat memiliki 136 gerai 7-Eleven. Menurut Donny, hingga kini pihaknya  belum berencana menambah gerai di luar area Jabodetabek.

MDRN memang sedang fokus pada bisnis ritel 7-Eleven. Donny bilang, pihaknya menargetkan kontribusi convenience store asal Amerika Serikat tersebut bisa mencapai 80% hingga 85% terhadap total pendapatan MDRN di tahun depan.

Kontribusi pendapatan 7-Eleven pun terlihat meningkat saban tahun. Di akhir tahun 2012, penjualan 7-Eleven tercatat Rp 507,48 miliar, naik 59% dari tahun 2011. Nah, tahun lalu total pendapatan MDRN sebanyak Rp 1,01 triliun. Berarti kontribusi 7-Eleven bagi total pendapatan MDRN sudah sebesar 50,28%.

Berdasarkan laporan keuangan MDRN per September 2013, penjualan 7-Eleven mencapai angka Rp 573,53 miliar, naik 47,65% dari sebelumnya Rp 388,43 miliar. Angka tersebut menyumbang porsi 64,01% dari total pendapatan MDRN. Manajemen MDRN menargetkan, kontribusi 7-Eleven hingga akhir 2013 mencapai 65% terhadap total pendapatan MDRN.

Hingga akhir 2013, MDRN menargetkan perolehan pendapatan Rp 1,3 triliun dan laba bersih Rp 50 miliar. Hingga September 2013, pendapatan MDRN tercatat sebesar Rp 896,05 miliar atau 68,93% dari target pendapatan setahun penuh. Sedangkan, laba bersih senilai Rp 41,58 miliar, atau 83,16% dari total target laba bersih di 2013.

Tahun depan, kata Donny, pendapatan MDRN bisa tumbuh sekitar 30%, atau menjadi Rp 1,7 triliun. Salah satu caranya adalah dengan penambahan gerai baru.

Dalam riset CIMB Securities, 12 Desember lalu, yang disusun oleh Linda Lauwira dan Dewinta Sumartono menyebutkan, harus ada percepatan ekspansi gerai 7-Eleven di tahun depan, demi meningkatkan popularitas usaha serta loyalitas konsumen.

Kedua analis itu memprediksi, pendapatan MDRN tahun 2014 akan mencapai Rp 1,88 triliun dan laba bersih Rp 73,9 miliar. Mereka merekomendasikan beli saham MDRN dengan target Rp 1.050 per saham. Selasa (24/12), harga MDRN naik 2,67% ke Rp 770 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×