kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

MDLN minta restu merilis obligasi US$ 300 juta


Kamis, 29 Agustus 2013 / 06:32 WIB
MDLN minta restu merilis obligasi US$ 300 juta
ILUSTRASI. Sore: Istri dari Masa Depan, web series dari tahun 2017 yang ceritakan tentang seorang pria yang terbangun dengan istrinya dari masa depan.


Reporter: Sunarti Agustina | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. PT Modernland Realty Tbk (MDLN) akan mengakuisisi dua perusahaan yang memiliki proyek di Cakung, Jakarta Timur, senilai Rp 2,29 triliun. MDLN akan meminta restu pemegang saham mencari pendanaan eksternal untuk membiayai akuisisi tersebut.

Cuncun Wijaya, Investor Relation MDLN mengatakan, ada dua opsi pendanaan yang akan digunakan. Pertama dengan menerbitkan obligasi US$ 300 juta. Kedua, menggunakan pinjaman bank sbesar Rp 2,29 triliun. "Kami akan lebih mengutamakan pendanaan dari obligasi," ujar dia, Rabu (28/8).

Kondisi kas dan setara kas MDLN yang per Juni 2013 yang hanya Rp 577,83 miliar memaksa perusahaan ini harus mencari pendanaan eksternal. Cucun bilang, akuisisi ini untuk menambah persedian tahan (landbank). Modernland memprediksi, pasca akuisisi, aset MDLN meningkat 102,29% menjadi Rp 9,73 triliun. Pun, total kewajiban MDLN akan meningkat 131,03% jadi Rp 2,03 triliun.

Sementara, jumlah ekuitas naik 82,31% menjadi Rp 5,05 triliun. Meski demikian, dampak ke kinerja emiten ini tak sebesar pertumbuhan aset. "Pendapatan MDLN sesudah rencana akuisisi naik 6,73% menjadi Rp 1,04 triliun," ujar Cucun, Rabu (28/8).

Bahkan, laba komprehensif MDLN justru akan menurun 15,74% menjadi Rp 462,73 miliar. Ini karena, beban keuangan MDLN membengkak menjadi Rp 186,51 miliar dari Rp 73,72 miliar.

Selain meminta izin menerbitkan utang baru, MDLN dalam RUPSLB 27 September nanti, juga akan meminta izin memecah nilai nominal saham.
Steven Gunawan, analis Batavia Prosperindo Sekuritas menilai, prospek penerbitan obligasi MDLN cukup berisiko. "Mungkin pada November-Desember tahun ini masih lebih baik," ujar dia. Jika tetap ingin menerbitkan obligasi dalam waktu dekat justru akan membebani beban bunga emiten. Saat ini, rasio utang terhadap ekuitas MDLN masih di bawah 1 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×