Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) berharap membukukan kinerja yang lebih baik di tahun 2019. MCAS menyiapkan sejumlah strategi untuk mengerek kinerja.
Stanley Tjiandra, Head of Investor Relations MCAS menyatakan bahwa mengingat tingginya kinerja keuangan yang berhasil dicapai pada tahun 2018, MCAS optimis dapat mencapai target kinerja yang dipatok untuk tahun ini. Pada akhir 2018, pendapatan MCAS naik 139,3% secara tahunan menjadi Rp 6,4 triliun di akhir 2018. Laba bersih pun ikut naik 28,9% year on year menjadi Rp 227,8 miliar di akhir 2018.
Strategi MCAS adalah memperluas saluran distribusi penciptaan berbagai use case untuk mengoptimalkan value creation dari infrastruktur distribusi yang telah dibangun. Kedua, melakukan kemitraan strategis dengan para grup bisnis yang memiliki brand yang kuat dan massa konsumen yang besar.
Ketiga, pengembangan SDM dari sisi kualitas dan kuantitas, terutama yang berkaitan dengan IT dan pemasaran. Keempat, melakukan koordinasi antar anak usaha dan perusahaan afiliasi di dalam grup agar sinergi menjadi lebih kuat. "Dan yang terakhir, mempercepat kemandirian usaha dari para anak-anak usaha dari segi komersial dan keuangan, penguatan di bidang riset dan pengembangan (R&D) untuk memastikan inovasi dan berbagai ide kreatif dapat terus dihasilkan secara berkelanjutan," tambah dia.
Stanley juga memaparkan bahwa untuk tahun ini, pihaknya berencana ekspansi agresif, khususnya dalam industri teknologi dengan berfokus pada pengembangan AI, IoT dan big data sehingga dapat melahirkan diversifikasi bisnis. "Contohnya di bidang lifestyle event, digital restaurant, infrastruktur kota dengan menjalin kerjasama dengan FLO untuk jalan tol, pengembangan unmanned store, pengembangan infrastruktur logistik, dan pengembangan HRD portal melalui anak usaha," paparnya.
Untuk ekspansi tersebut, MCAS menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 120 miliar. Stanley mengatakan bahwa sumber dana tersebut berasal dari dana IPO. "Mayoritas dananya bakal digunakan untuk perluasan saluran distribusi pengembangan aplikasi, hardware dan security system guna mengimbangi ekspansi infrastruktur distribusi dan traffic transaksi yang massive serta riset dan pengembangan untuk mendukung beberapa inovasi yang sedang dan akan kami luncurkan," ujar dia.
Catatan Kontan.co.id, pada tahun ini MCAS menargetkan dapat memiliki 60.000 titik saluran distribusi dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 50.000 titik distribusi. "Dalam mengembangkan saluran distribusi, kami tidak berfokus pada satu jenis saluran distribusi saja, namun lewat berbagai macam saluran, beberapa di antaranya adalah agen digital, kios digital, kasir dan aplikasi," kata Stanley.
Saat ini MCAS dan anak usahanya tengah mengembangkan saluran distribusi baru, diantaranya AlfaMikro Application (AMA) bekerjasama dengan Sumber Alfaria Trijaya (AMRT), kemudian melalui anak usahanya NFC Indonesia Tbk (NFCX), MCAS melakukan pengembangan platform bursa pulsa, platform free-streaming media and entertainment OONA dan digital cloud advertising.
Sementara melalui anak usaha lainnya, yakni Distribusi Voucher Nusantara (DIVA), MCAS akan meluncurkan platform DIVA Intelligent Instant Messaging dan DIVA Smart Outlet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News