Reporter: Nur Qolbi | Editor: Khomarul Hidayat
Sebelumnya, Analis Kresna Sekuritas Franky Rivan menyarankan investor untuk menunggu likuiditas perbankan membaik dengan arus masuk dana pihak ketiga yang signifikan.
Selanjutnya, Robertus juga masih netral untuk saham dua pemain di sektor konstruksi bangunan, yaitu ADHI dan PPRO. Pasalnya, proyek light rail transit (LRT) belum menunjukkan perkembangan yang terlalu signifikan. Hal ini menjadikan pembangunan proyek berbasis konsep transit oriented development (TOD) juga terhambat. “Untuk WSBP juga masih netral karena masih banyak proyek kunci yang butuh kejelasan lebih lanjut terhadap arus kasnya,” ucap dia.
Menurutnya, untuk ke depannya, sektor-sektor di atas juga masih akan menemui banyak tantangan. Ia melihat hanya ada dua saham dalam IDX BUMN20 yang berpotensi untuk tumbuh paling baik.
Baca Juga: BEI mengocok ulang penghuni IDX30, ini daftar lengkapnya
Yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM, anggota indeks Kompas100) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM, anggota indeks Kompas100). “Karena harga emas dan nikel sedang dalam tren kenaikan harga. Sementar TLKM didorong oleh potensi kenaikan konsumsi layanan data oleh masyarakat,” kata dia.
Robertus merekomendasikan investor untuk buy saham ANTM dengan target harga akhir tahun Rp 1.500 per saham dan TLKM Rp 5.000 per saham. Per perdagangan Rabu (8/8), harga saham ANTM berada di level Rp 1.020 per saham atau naik 33,33 ytd dan harga TLKM Rp 4.260 per saham atau naik 13,6% ytd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News