kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.462   -30,39   -0,41%
  • KOMPAS100 1.155   -4,60   -0,40%
  • LQ45 914   -6,43   -0,70%
  • ISSI 227   0,61   0,27%
  • IDX30 470   -4,56   -0,96%
  • IDXHIDIV20 567   -5,69   -0,99%
  • IDX80 132   -0,48   -0,36%
  • IDXV30 141   0,34   0,24%
  • IDXQ30 157   -1,24   -0,78%

Mayoritas indeks Asia mengeluarkan sinyal merah!


Selasa, 04 Desember 2012 / 20:30 WIB
Mayoritas indeks Asia mengeluarkan sinyal merah!
ILUSTRASI. Sejumlah kapal tongkang pengangkut batubara melakukan bongkar muatan di perairan Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Senin (19/7/2021). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa Asia pada hari ini (4/12) memberikan sinyal merah. Pada pukul 19.43 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,08% atau kurang dari 0,1% menjadi 124,74. Jika dijabarkan, dalam setiap tujuh saham yang merosot, ada enam saham yang naik.

Namun, jika dihitung, indeks acuan di kawasan regional ini sudah melaju 14% dari level terendahnya yang tercipta pada 4 Juni lalu. Penyebabnya yakni penambahan stimulus oleh bank sentral global untuk menyokong pertumbuhan global.

Sementara itu, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,6%. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan dan Nikkei 225 Stock Average Jepang masing-masing turun 0,3%. Penurunan juga terjadi pada indeks Straits Times turun 0,1%.

Meski demikian, ada pula sejumlah indeks yang berhasil melaju. Misalnya saja indeks Hang Seng Hong Kong yang naik 0,2% dan indeks Shanghai Composite Index yang naik 0,8%.

Pergerakan sejumlah saham juga turut mempengaruhi bursa regional. Beberapa di antaranya yakni: James Hardie Industries SE yang turun 1,2% di Sydney, SJM Holdings Ltd turun 5,8% di Hong Kong, serta Guangzhou Automobile Group Co yang naik 3,1% di China.

Kesulitan yang dihadapi bursa Asia pada hari ini terkait oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah data manufaktur AS yang secara tidak terduga mencatatkan penurunan. Faktor lainnya adalah jalan buntu terkait pembahasan masalah fiscal cliff di AS.

"Data manufaktur AS mencerminkan pemulihan ekonomi AS. Selain itu, masih belum ada kemajuan pembahasan fiscal cliff. Hal itu akan mempengaruhi bagaimana aset-aset akan diperdagangkan hingga akhir tahun mendatang," urai Cameron Peacock, market strategist IG Markets Ltd di Melbourne.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×