Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) menjadi salah satu saham leader sepanjang 2021, di tengah tren penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Hingga perdagangan Senin (24/5) saham ISAT tercatat menguat 24,75% ytd. Adapun kapitalisasi saham ISAT tercatat sebesar Rp 34,23 triliun.
Analis Samuel Sekuritas Selvi Ocktaviani menjelaskan dalam risetnya pada tanggal 21 Mei 2021, pada kuartal I-2021 kinerja ISAT cukup apik dengan mencatatkan kenaikan pendapatan 12,6% secara tahunan (yoy) dan mampu membalikkan kondisi rugi menjadi laba.
Selain itu jumlah subscribers dan rerata pendapatan per pengguna (average revenue per user/ARPU) bertahan stabil dalam tiga kuartal terakhir menjadi indikator ketahanan ISAT menghadapi persaingan ketat antar operator.
Pendapatan di kuartal I-2021 tercatat naik 12,6% yoy menjadi Rp 7,35 triliun. Di tengah adanya subsidi kuota belajar, ISAT hanya mencatat penurunan terbatas 0,3% secara kuartalan (qoq) pada pendapatan data di kuartal I-2021.
Baca Juga: Indosat (ISAT) beberkan rincian penggunaan dana hasil penjualan menara
ISAT tercatat mengalami penurunan signifikan pada pos beban karyawan yaitu 49% yoy yang lebih diakibatkan adanya beban one-off. Penurunan lainnya terjadi pada beban marketing yang susut 5,7% yoy karena strategi marketing dialihkan k digital channel. Efisiensi beban menghasilkan laba operasional Rp 896 miliar dengan margin mencapai 12,2%.
Selain itu ISAT juga mencatatkan peningkatan EBITDA yang solid yaitu tumbuh 42,5% yoy menjaadi Rp 3,4 triliun dengan margin 46,2%. Pada posisi bottom line, ISAT berhasil mencatatkan laba bersih Rp 172,2 miliar, berbalik dari posisi rugi Rp 259,9 miliar di kuartal IV-2020 maupun rugi Rp 605 miliar di kuartal I-2020.
"Strategi komersial yang konsisten dalam beberapa kuartal terakhir, dengan produk yang simple dan relevan berhasil membantu Indosat mempertahankan jumlah subscribers di angka 60 juta selama tiga kuartal terakhir," jelas Selvi, Senin (24/5).
Demikian juga dengan blended ARPU sebesar Rp 32.300 - Rp 32.700. Selain itu, angka operasional dapat dilihat sebagai indikator ketahanan ISAT menghadapi persaingan ketat antar operator. Kinerja kuartal I-2021 tumbuh organik dengan tidak adanya beban atau pendapatan one-off yang material.
"Pencapaian bottom line positif di kuartal I-2021 menjadi acuan kamu mengubah proyeksi laba bersih di 2021 menjadi Rp 467 miliar dari proyeksi rugi bersih Rp 121 miliar," jelasnya.
ISAT juga telah menyelesaikan transaksi penjualan 4.247 menara dan penyewaan kembali 4.085 menara dengan total nilai transaksi Rp 10,47 triliun. Nilai penjualan rata-rata per menara sebesar Rp 2,4 miliar, merupakan harga penjualan premium.
Baca Juga: Indosat (ISAT) dapat US$ 750 juta dari penjualan menara, ini rincian penggunaanya
Pada harga terkini, ISAT diperdagangkan pada +1SD rata-rata EV/EBITDA 5 tahun terakhir, yaitu harga pada posisi band lebih mahal dibanding peers (EXCL -1,8 SD, TLKM -1,5 SD).
Namun menimbang kinerja kuat di kuartal I-2021, Selvi mempertahankan rekomendasi buy dan menaikkan target harga menjadi Rp 7.250 dari sebelumnya Rp 6.700 merefleksikan 5,1x EV/EBITDA 2021 (+1 SD rata-rata 5 tahun terakhir).
Selain itu, potensi ISAT berkonsolidasi dengan Hutchinson 3, akan memperkuat posisi pangsa pasar ISAT ke depannya.
Selanjutnya: IHSG melemah, simak prospek saham leader berikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News