kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih terdampak pandemi, begini target bisnis Bukit Uluwatu Villa (BUVA) pada 2021


Senin, 22 Maret 2021 / 14:14 WIB
Masih terdampak pandemi, begini target bisnis Bukit Uluwatu Villa (BUVA) pada 2021
ILUSTRASI. Hotel Uluwatu. Foto: DOK KONTAN


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan bagi PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA). Di tengah harapan memulihnya ekonomi, kinerja operasional emiten hotel ini masih tertekan dan jauh dari kondisi sebelum pandemi Covid-19.

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Uluwatu Villa Tbk Benita Sofia mengatakan, industri pariwisata masih sangat terpukul dengan penutupan penerbangan internasional ke Bali. 

“Saat ini belum dapat dikatakan bahwa perekonomian sudah pulih, terlebih untuk industri pariwisata,” jelasnya ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (22/3).

Jika dilihat dari tingkat keterisian hotel atau okupansinya, BUVA masih mencatat rata-rata tingkat okupansi di bawah 20%. Misalnya saja pada Januari rata-rata tingkat okupansi properti perusahaan ini hanya di angka 12%, selanjutnya pada Februari naik jadi 19%, dan hingga pertengahan Maret berada di kisaran 6%.

Sofia menambahkan, pihaknya juga tak memasang target muluk-muluk pada tahun ini, BUVA memproyeksi rata-rata tingkat okupansi bisa mencapai 28%. Angka tersebut masih jauh di bawah kondisi normal.

Jika mengacu pada materi paparan publik 2020, Alila Villas Uluwatu bisa menembus tingkat okupansi 62% pada tahun 2019, kemudian Alila Ubud bisa di kisaran 73% pada tahun 2019, dan Alila Manggis mencapai tingkat rata-rata okupansi di 53% sepanjang tahun 2019.

Baca Juga: Bukit Uluwatu (BUVA) siap operasikan Hotel Dialoog di Sulawesi Utara tahun ini

Guna memacu kinerja, BUVA juga berupaya untuk membuka terobosan target pasar domestik dan Asia yang selama ini belum dijajaki. Emiten ini juga tetap mengoperasikan hotel dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat sesuai dengan yang digariskan oleh Pemerintah.

“Kami juga menekan biaya operasional seefisien mungkin sehingga memungkinkan perolehan EBITDA yang positif,” imbuhnya.

Hingga kuartal III-2020, rugi BUVA membengkak mencapai Rp 101,58 miliar atau 13,57% dari periode yang sama tahun 2019 di angka Rp 89,44 miliar. Adapun pendapatan menyusut tajam 88,17% menjadi Rp 53,26 miliar dari Rp 450,44 miliar.

Dalam catatan Kontan.co.id, saat ini BUVA masih melanjutkan salah satu proyek pembangunan kondotel The Cliff di Bali. Sebelumnya pembangunan proyek ini mandek akibat pandemi Covid-19. 

Sementara itu, “Proyek di Sulawesi Utara atau tepatnya di Manado belum dimulai, dan rencana tersebut terhenti dengan adanya pandemi Covid-19,” jelas Sofia.

Pada tahun ini, BUVA menyiapkan belanja modal sebesar Rp 3,3 miliar yang hanya digunakan untuk mengganti perabotan, perlengkapan dan peralatan yang benar-benar sudah tidak bisa diperbaiki. 

Adapun dana belanja modal tersebut bersumber dari internal berupa penyisihan sebagian penerimaan untuk cadangan pemeliharaan. Untuk menyelesaikan proyek yang tengah berjalan, emiten ini juga berencana untuk mengajukan pinjaman bank.

Selanjutnya: Begini harapan Bukit Uluwatu (BUVA) di sisa akhir tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×