Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot merosot dan ditutup di level Rp 16.076 per dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang Garuda ini melemah 0,36% dibanding penutupan Rabu (22/5) di Rp 15.995 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah mengalami pelemahan terdalam jika dibandingkan mata uang Asia lainnya. Pelemahan tersebut dipengaruhi oleh akumulasi dampak penguatan dolar AS pada hari Kamis dan Jumat lalu.
Dolar AS cenderung menguat terhadap mata uang utama dipengaruhi oleh rilis notulensi rapat FOMC awal Mei 2024.
"Ini mengindikasikan bahwa sebagian besar anggota FOMC masih ragu untuk melakukan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (27/5).
Baca Juga: Paling Lemah di Asia, Rupiah Spot Ditutup ke Rp 16.076 Per Dolar AS di Senin (27/5)
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melanjutkan, fokus pasar di minggu ini tertuju pada data indeks harga PCE yang akan dirilis pada hari Jumat. Namun, diperkirakan suku bunga masih akan ditahan.
"Para pedagang kini mempertimbangkan peluang yang lebih besar bahwa the Fed akan mempertahankan suku bunga tetap stabil, bahkan di bulan September, menurut alat CME Fedwatch," paparnya.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) optimistis penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2024 bakal bisa mendorong setoran dari Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA). Aturan tersebut akan mendorong penempatan DHE SDA, meningkatkannya, dan mendukung stabilitas ekonomi, juga stabilitas nilai tukar rupiah.
Meski begitu, ia memperkirakan rupiah masih akan lanjut melemah pada Selasa (28/5) dengan rentang Rp 16.060 - Rp 16.120 per dolar AS. Josua juga memperkirakan rupiah akan melemah dengan kisaran Rp 16.025 - Rp 16.125 per dolar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News