Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan ini Bank Indonesia (BI) akan kembali menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG). Diperkirakan kenaikan suku bunga masih akan terjadi sekali lagi.
Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro mengatakan, ekspektasi pasar terhadap kebijakan BI masih ada kenaikan 1 kali lagi sebesar 25 basis poin (bps) pada periode Februari ini.
Diperkirakan, hal tersebut dapat menjadi kenaikan suku bunga acuan terakhir seiring pernyataan Gubernur BI yang mengindikasikan kenaikan BI 7-day RR sudah dalam kadar yang memadai.
Hanya saja, ia menyebut dari sisi market berharapnya justru utamanya bukan terhadap suku bunga BI, melainkan dari suku bunga The Fed.
Baca Juga: Menyambut Kode dari Perry, BI Bisa Saja Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2023
"Ketika The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan sekali lagi, market juga ekspektasinya BI tetap melanjutkan kenaikan suku bunga acuan sekali lagi agar menjaga spread yield untuk investor asing tetap menarik dan inflasi lebih bisa dikerek turun, begitu pula sebaliknya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (10/2).
Nico berpandangan, tidak akan menjadi kekhawatiran yang besar apabila suku bunga naik. Karena pasar memproyeksikan akan ada kenaikan suku bunga acuan berikutnya dan sudah terpriced-in sehingga tidak ada volatilitas yang berarti.
Menurutnya, yang pelaku pasar nantikan justru pernyataan lanjutan Gubernur BI terhadap kebijakan moneter ke depannya. "Jika ada kepastian tidak akan ada kenaikan suku bunga lagi dengan berbagai pertimbangan maka ini bisa jadi sinyal positif," katanya.
Baca Juga: Meski Mulai Membaik, Pemerintah Perlu Mewaspadai Peningkatan Rasio Pembayaran Utang
Oleh sebab itu, Nico memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan akan bergerak dalam rentang 6.835 sampai 6.960. Hanya saja, rentang IHSG hingga akhir bulan apabila setelah hasil RDG-BI skenarionya sesuai konsensus diperkirakan dapat melewati level 7.000.
Dengan begitu, ia menyarankan investor mencermati hasil RDG-BI pekan ini sebagai momentum untuk semakin koleksi saham jika kenaikan sesuai konsensus dan pernyataan yang disampaikan Gubernur BI bernada dovish. "Bisa mengkoleksi saham perbankan big 4, dengan kombinasi saham sektor konsumen primer seperti INDF dan AMRT," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News