Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah resmi membuka masa penawaran obligasi ritel terbaru yakni Sukuk Tabungan seri ST007 pada hari ini (4/11). Sukuk ritel ini merupakan obligasi ritel keenam yang diterbitkan oleh pemerintah sekaligus menjadi yang terakhir pada tahun ini.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, ST007 bisa jadi pilihan investasi bagi masyarakat saat ini. Pasalnya, selain terjamin keamanannya, ST007 juga memberikan imbal hasil yang menarik yakni sebesar 5,5%.
“Imbal hasilnya sebesar 5,5% dengan skema floating with floor yang mengacu pada BI7DRRR. Jadi walaupun nantinya BI rate turun, imbal hasilnya akan tetap karena ada floor-nya sehingga tidak bisa lebih rendah dari 5,5%. Kalau ternyata nanti BI rate naik, imbalannya nanti akan disesuaikan. Per tiga bulan dilakukan (penyesuaian),” jelas dia ketika peluncuran masa penawaran ST007 secara virtual, Rabu (4/11).
Luky menambahkan, yang membuat ST007 menjadi spesial adalah karena sukuk ritel ini diterbitkan dalam bentuk green sehingga disebut juga sebagai green sukuk ritel. Hal ini dikarenakan ST007 memiliki underlying asset berupa pembangunan yang bersifat hijau, artinya pembangunan yang berasaskan sustainability lingkungan dan alam.
Baca Juga: 31 Mitra distribusi ini akan menjual sukuk tabungan ST007 kupon 5,50% mulai besok
ST007 sendiri bukanlah green sukuk ritel pertama, melainkan yang kedua. Sebelumnya pemerintah juga telah menerbitkan ST006 yang juga berlandaskan pembangunan hijau. Luky menyebut, langkah tersebut merupakan komitmen pemerintah dalam mendukung pembangunan bersifat hijau.
“ST007 tidak hanya untuk pembangunan hijau, melainkan juga untuk membangun negeri ini. Sehingga masyarakat yang membeli ST007 tidak sekadar melakukan investasi, melainkan turut ikut berpartisipasi untuk membangun negeri,” pungkas Luky.
Merujuk laman DJPPR, ST007 ini memiliki tenor dua tahun sehingga akan jatuh tempo pada 10 November 2022 mendatang. Investor dapat memesan ST007 dengan minimum investasi sebesar Rp 1 juta serta maksimal Rp 3 miliar.
Pemesanan dapat dilakukan melalui 31 mitra distribusi secara online yang terdiri dari perbankan, perusahaan sekuritas, perusahaan efek khusus reksadana, hingga perusahaan finansial teknologi.
Berbeda dengan Surat Berharga Negara (SBN) ritel sebelumnya, ST007 tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Namun, investor dapat melakukan early redemption ketika ST007 sudah dipegang selama setahun.
Adapun untuk tanggal pembukaan masa early redemption akan dimulai pada 26 Oktober 2021 dan ditutup pada 4 November 2021. Sementara tanggal early redemption dilakukan pada 10 November 2021. Hanya saja, early redemption memiliki nilai maksimal yakni 50% dari setiap transaksi pembelian ST007.
Baca Juga: Penjualan ST007 dinilai tidak akan kesulitan tembus Rp 10 triliun
Sebagai informasi tambahan, investor yang nantinya membeli ST007 akan memperoleh pembayaran kupon setiap tanggal 10. Kupon perdana akan dibayarkan pada 10 Januari 2021 mendatang.
Bagi pembaca yang tertarik untuk membeli ST007, instrumen ini sudah dapat dibeli melalui 31 mitra distribusi secara online mulai hari ini. Adapun, untuk penutupan penawaran ST007 masih pada 25 November mendatang. Sementara penetapan hasil penjualan instrumen tersebut berlangsung pada 30 November 2020 dengan setelmen yang dilaksanakan pada 2 Desember 2020.
Berikut 31 mitra distribusi yang menjual ST007:
- Bank Mandiri
- BCA
- BNI
- BRI
- BTN
- Bank CIMB Niaga
- Bank Permata
- Bank Maybank Indonesia
- Bank Panin
- Bank OCBC NISP
- Bank HSBC
- Bank DBS Indonesia
- Bank UOB Indonesia
- Bank Commonwealth
- Bank Danamon Indonesia
- Bank Mega
- Bank Syariah Mandiri
- BRISyariah
- Bank Muamalat
- BNI Syariah
- PT Trimegah Sekuritas
- PT Danareksa Sekuritas
- PT Bahana Sekuritas
- PT Mandiri Sekuritas
- PT Sinarmas Sekuritas
- Bareksa
- Tanamduit
- Invisee
- Investree
- Modalku
- Koinworks
Selanjutnya: Tawarkan kupon 5,5%, sukuk tabungan ST007 masih jadi pilihan investasi menarik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News