Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek kota masa depan Meikarta diprediksikan mengerek kinerja keuangan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) di masa depan. Analis percaya, Meikarta akan menggairahkan kembali segmen properti emiten ini yang sebelumnya tengah lesu.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan meyakini proyek Meikarta bisa menolong pertumbuhan segmen properti LPKR. Saat ini, pertumbuhan kinerja bisnis properti LPKR kurang bagus, sedang pertumbuhan segmen healthcare cukup bagus. "Proyek Meikarta mungkin bisa jadi katalis yang signifikan bagi LPKR," kata Alfred.
Dengan adanya proyek Meikarta, ketika saat ini pendapatan LPKR terkoreksi, pasar tidak langsung mencap negatif saham LPKR. Hanya saja Alfred melihat, saat ini pelaku pasar masih wait and see pada saham LPKR, karena menunggu kejelasan terkait perizinan Meikarta. "Dalam beberapa hari terakhir pergerakan saham LPKR cenderung sideways, ini menunjukkan pelaku pasar masih wait and see bagaimana proses perizinan Meikarta," kata Alfred Rabu (11/10).
Menurut Alfred, Meikarta akan memberikan peluang bagi LPKR untuk menggenjot kinerja pada segmen properti. Ini dengan asumsi, LPKR bisa meyakinkan investor proyek ini pasti akan berjalan.
Franky Rivan, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dalam riset Senin (9/10), juga meyakini, proyek Meikarta akan membuat segmen properti menjadi pemberi kontribusi terbesar pada pendapatan LPKR ke depan.
Yasmin Soulisa, analis Ciptadana Sekuritas Asia, memprediksi proyek Meikarta sudah bisa berkontribusi pada pendapatan LPKR pada semester II-2017. Saat ini, Meikarta berada di bawah PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), yang sebanyak 54,4% sahamnya dimiliki oleh LPKR. "Perusahaan ini telah membukukan marketing sales dari Meikarta sebesar Rp 2,4 triliun sejak diluncurkan Mei 2017," kata Yasmin dalam risetnya, Selasa (10/10).
Kinerja turun
Pada semester I-2017, pendapatan LPKR turun 2,99% menjadi Rp 4,86 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,01 triliun. Sedangkan laba bersih LPKR turun 2,1% menjadi Rp 487,35 miliar dari sebelumnya Rp 498 miliar.
Alfred Nainggolan mengatakan, koreksi pendapatan dan laba LPKR di semester I-2017 terjadi karena turunnya penjualan properti. Menurut dia, secara makroekonomi dan sektoral, daya beli properti sedang tertekan. "Segmen LPKR yang middle up relatif cukup berat sampai tahun ini," kata Alfred.
Senada, Adrian M. Priyatna, analis Mega Capital Indonesia, mengatakan, penurunan pendapatan LPKR disebabkan pendapatan segmen urban development yang turun 40,97% menjadi Rp 686,54 miliar dibanding tahun sebelumnya. "Hal ini menyebabkan marketing sales yang berkontribusi sebesar 27% dari keseluruhan pendapatan LPKR turun sebesar 24,7% jadi Rp 1,33 triliun dibanding tahun sebelumnya," kata Adrian dalam riset, Selasa (10/10).
Namun sebaliknya, kinerja segmen healthcare dan hospitality positif. "Pendapatan LPKR didominasi oleh recurring income dari rumah sakit, hotel dan mal yang berkontribusi 70%-71% di semester I 2017," imbuh Alfred.
Dari kuartal ke kuartal, laba bersih LPKR di kuartal II-2017 naik sebesar 141,6% dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi Rp 344,7 miliar. Alfred mengatakan pertumbuhan laba ini berasal dari segmen healthcare dan hospitality.
Bisnis rumah sakit tumbuh signifikan karena LPKR cukup banyak melakukan ekspansi dengan akuisisi pada rumah sakit yang sudah berjalan dan siap beroperasi. Alhasil, hal ini langsung menghasilkan pendapatan pada LPKR.
Adrian menambahkan, pendapatan healthcare LPKR pada semester I-2016 mencapai Rp 2,55 triliun. Sedangkan pada periode yang sama tahun ini, pendapatan healthcare naik 7,95% jadi Rp 2,76 triliun.
Alfred merekomendasikan buy saham LPKR dengan target harga Rp 950 per saham. Adrian juga merekomendasikan buy dengan target harga Rp 955 per saham.
Adrian memprediksi pendapatan LPKR hingga akhir tahun bisa mencapai Rp 12,94 triliun, dengan laba bersih mencapai Rp 1,07 triliun. Kompak, Yasmin juga merekomendasikan buy dengan target harga Rp 880 per saham. Rabu (11/10), harga saham LPKR stagnan di Rp 735 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News