Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi marketing sales PT Ciputra Development Tbk (CTRA) pada semester pertama masih sejalur dengan target yang ingin dicapai pada tahun ini. CTRA mengantongi marketing sales senilai Rp 3,9 triliun dalam periode enam bulan.
"Kami juga melihat masih ada pertumbuhan dibandingkan dengan Semester I-2021, yaitu sekitar 12%, terutama di kota-kota besar seperti Jabotabek, Surabaya, Medan dan Makassar," ujar Direktur Ciputra Development Harun Hajadi saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (17/7).
Dia menyadari, ada sejumlah tantangan yang mesti dihadapi pada semester kedua. Terutama dari sisi lonjakan inflasi dan potensi kenaikan tingkat suku bunga Bank Indonesia.
Kendati begitu, Harun masih optimistis bisa mencapai target marketing sales tahun ini yang dipatok pada level Rp 8,2 triliun. Strategi CTRA antara lain dengan meluncurkan proyek properti baru.
Baca Juga: Pakuwon Raih Marketing Sales Rp 800 Miliar Semester I-2022, Ini Rekomendasi Sahamnya
Dilihat dari pergerakan sahamnya, pada Senin (18/7) saham CTRA naik 35 poin atau 4,24% ke harga Rp 860. Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memandang pergerakan CTRA hari ini menguat menembus MA20 disertai oleh peningkatan volume beli.
"Dari indikator MACD dan Stochastic berpeluang menguat dan bergerak ke area positif," kata Herditya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (18/7).
Rekomendasi Herditya, speculative buy saham CTRA dengan mencermati level support di Rp 805 dan resistance pada area Rp 865.
Analis Samuel Sekuritas Olivia Laura menambahkan, CTRA terbilang punya fundamental yang kuat, terlihat dari pendapatan dan profit yang diraih pada kuartal I 2022. Pelaku pasar bisa melakukan buy saham CTRA dengan target harga di Rp 1.360.
Baca Juga: Harga Batubara Diprediksi Naik Lagi, Ini Rekomendasi Saham untuk Dibeli
Namun Olivia memberikan catatan bagi pergerakan saham emiten properti.
"Tapi banyak orang tidak melirik saham properti karena memang sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Bank Indonesia juga mengisyaratkan kemungkinan menaikkan suku bunga jika inflasi terus naik," pungkas Olivia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News