kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Market share lebih luas jadi keunggulan obligasi berdenominasi dolar AS


Kamis, 08 Oktober 2020 / 20:13 WIB
Market share lebih luas jadi keunggulan obligasi berdenominasi dolar AS
ILUSTRASI. INDON memiliki basis investor yang lebih besar dibanding SUN berdenominasi rupiah.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana Mandiri Investasi Obligasi Nasional kelolaan PT Mandiri Manajemen Investasi berhasil menjadi jawara pada kelas reksadana pendapatan tetap. Berdasarkan data Infovesta Utama, reksadana ini catatkan pertumbuhan 11,3% sepanjang awal tahun hingga akhir September. 

Ternyata kinerja cemerlang Mandiri Investasi Obligasi Nasional tidak terlepas dari aset obligasi pemerintah denominasi dolar AS (INDON) sebagai portofolio utamanya. Lantas, seperti apa sebenarnya prospek INDON?

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, kinerja INDON pada tahun ini dari segi pergerakan yield sebenarnya tidak banyak jauh berbeda dengan yield Surat Utang Negara (SUN). Hanya saja, karena berdenominasi dolar AS, selisih kurs menjadi salah satu faktor pembeda antara INDON dengan SUN.

“Sementara rupiah kan sebelumnya sempat melemah tajam, sehingga ini menjadi keuntungan untuk INDON dari selisih kurs. Selain kurs, kelebihan INDON terletak pada market share yang lebih luas, karena diperdagangkan secara global,” jelas Ramdhan kepada Kontan.co.id, Kamis (8/10).

Baca Juga: Pemerintah menjual SUN Rp 46,2 triliun ke Bank Indonesia (BI) untuk burden sharing

Dengan pangsa pasar yang lebih luas, praktis INDON memiliki basis investor yang lebih besar dibanding SUN berdenominasi rupiah. Belum lagi, penggunaan dolar AS yang semakin membuat likuiditas INDON lebih besar di pasar.

Ke depan, Ramdhan menilai prospek INDON masih akan tetap menarik. Salah satu faktornya adalah tren suku bunga rendah yang masih akan berlangsung setidaknya hingga setahun ke depan. 

Yield INDON merupakan salah satu yang paling besar jika dibandingkan dengan peers obligasi berdenominasi dolar AS lain. Belum lagi ketidakpastian global sepertinya juga belum akan kunjung mereda dalam waktu dekat,” tambah Ramdhan.

Baca Juga: Terbitkan obligasi berdenominasi dolar AS, China bidik dana segar US$ 6 miliar

Jika dibandingkan dengan SUN berdenominasi rupiah, Ramdhan menilai INDON sebenarnya hanya unggul dari sisi pangsa pasar yang lebih luas. Terlebih, jumlah suplai INDON masih terbatas, sementara permintaan selalu ada. 

“Sementara SUN ini menurut saya salah satu keunggulannya adalah tidak ada nilai tukar. Bagaimanapun, nilai tukar ini juga menjadi salah satu risiko, jadi jelas SUN ini lebih aman dari sisi risiko,” pungkas Ramdhan.

Baca Juga: Imbal unitlink campuran dan saham ambles akibat pandemi corona (Covid-19)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×