Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir pekan, market kripto tampak membuat hati investor senang. Pergerakan market aset kripto, terutama Bitcoin cukup mengejutkan, karena mampu melewati level psikologisnya di atas US$ 20.000, setelah melorot.
Secara keseluruhan sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap melaju optimistis ke zona hijau pada perdagangan Jumat (8/7) pukul 18.30 WIB. Misalnya saja, dari pantauan CoinMarketCap, nilai Bitcoin berada di harga US$ 21.600 atau melonjak 12,51% dalam 7 hari terakhir.
Altcoin lainnya tidak kalah sumringah. Nilai Ethereum (ETH) ikut naik 16,85% ke US$ 1.222,12 sepekan terakhir. Binance Coin (BNB), Solana (SOL) dan XRP bahkan naik lebih dari 6%. Dogecoin (DOGE) dan Cardano (ADA) meroket lebih dari 5% seminggu terakhir.
Baca Juga: Kemendag Ingin Buat Regulasi Aset Kripto yang Lebih Aman, Ini Respons Pelaku Industri
Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, reli singkat yang terjadi pada perdagangan market kripto disebabkan oleh sentimen positif dari risalah yang dikeluarkan oleh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) tengah pekan ini.
“Investor tampaknya sangat menyukai risalah FOMC, sehingga meredakan kekhawatiran komitmen The Fed untuk pengetatan kebijakan moneter. Kenaikan market kripto juga terjadi pada pasar saham yang semakin berkorelasi selama setahun terakhir,” kata Afid dalam keterangan tertulis, Jumat (8/7).
Afid menambahkan, penguatan harga aset kripto juga datang dari sentimen positif dari Ethereum yang sukses merampungkan uji coba The Merge terbarunya di jaringan uji coba bernama Sepolia. Kesuksesan ini akan mendekatkan jaringan Ethereum mengubah algoritma konsensusnya dari Proof of Work (PoW) menjadi Proof of Stake (PoS).
Baca Juga: Harga Bitcoin Melesat Tembus Level US$ 22.000, Pertama Kali dalam Hampir 2 Bulan
Ada pula kabar dari Celsius Network yang telah membayar utangnya ke platform Maker sebesar US$ 440 juta. Hal ini mengindikasikan bahwa likuiditas Celsius sudah membaik setelah menghentikan proses penarikan (withdrawals) pada dua pekan lalu.
Selain itu, investor juga masih melakukan strategi buy the dip memanfaatkan situasi makroekonomi yang sedang mereda. Terlihat dari data on-chain exchange terjadi sedikit lonjakan yang menimbulkan harga terkonsolidasi.
“Dari data on-chain, volume transaksi memperlihatkan long term holder mulai beli. Walau begitu kita masih ada di bear market, belum ada tanda-tanda reversal,” imbuh dia.
Baca Juga: Simak Proyeksi Pergerakan Aset Kripto dari Luno Indonesia di Bulan Juli Ini
Afid juga mewanti-wanti akan terjadi bull trap. Oleh karena itu, sebaiknya investor menunggu data pekerjaan atawa nonfarm payroll (NFP) AS pada akhir pekan ini dan indeks harga konsumen AS minggu depan.
Dua data tersebut seharusnya menandakan laju inflasi dan apakah The Fed terus agresif menaikkan suku bunga ketika pembuat kebijakan bertemu berikutnya pada 26-27 Juli mendatang. Belakangan, harga aset kripto selalu kembali lesu setiap ada perilisan data makroekonomi terbaru yang negatif.
“Kalau, Bitcoin untuk memulai fase bullish harus menembus harga di atas US$ 23.000, untuk saat ini tren harian masih turun,” pungkas Afid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News