Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pasar saham global reli Selasa (18/9) karena perselisihan perdagangan AS-China terbaru tampak tidak menghambat pertumbuhan dunia.
Imbal hasil US Treasury naik mengantisipasi kemungkinan kenaikan bunga dollar AS oleh Federal Reserve tahun ini dan selanjutnya.
China mengatakan akan memberlakukan tarif terhadap barang impor AS senilai US$ 60 miliar, seperti yang direncanakan sebelumnya. Namun demikian CHina memotong tingkat tarif yang akan dipungut.
Sebelumnya Presiden AS Donald Trump pada hari Senin mengatakan pengenaan tarif 10% terhadap US$ 200 miliar produk China akan mulai minggu depan dan mencapai 25% pada akhir tahun.
Indeks saham MSCI di seluruh dunia naik 0,48%. Saham China pada awalnya turun karena investor di Asia mencerna rincian tanggapan China, tetapi kemudian reli mendorong indeks CSI blue-chip naik 2 persen.
China memiliki tuas pembalasan terbatas yang bisa ditarik dari sisi tarif, kata Anthony Saglimbene, ahli strategi pasar global di Ameriprise Financial Services di Troy, Michigan.
Eskalasi apa pun kemungkinan akan melibatkan mata uangnya atau menjadikan lebih sulit bagi perusahaan AS beroperasi di China, tetapi kemunduran langsung pada gambaran ekonomi kemungkinan kecil, katanya.
"Kami mengantisipasi putaran terakhir tarif senilai US$ 200 miliar, itu mungkin hanya akan menambah 0,2 poin persentase ke harga konsumen. Itu bukan apa-apa," kata Saglimbene.
"Pasar pintar dan itu terendus sampai akhir tahun, dampak tarif kemungkinan kecil terhadap pertumbuhan ekonomi dan itu kecil terhadap keuntungan perusahaan," tambahnya.
Bank Belanda ING memperkirakan bahwa 2,5% dari perdagangan dunia sekarang dipengaruhi oleh tarif dan itu akan menjadi 4% jika Trump merealisasikan ancaman untuk memungut tarif atas semua impor China.
Di Eropa, indeks FTSEurofirst 300 dari saham-saham terkemuka ditutup naik 0,15%.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 184,84 poin (0,71%) menjadi 26.246,96. S&P 500 naik 15,51 poin (0,54%) menjadi 2.904,31. Nasdaq Composite bertambah 60,32 poin (0,76%) menjadi 7.956,11.
Indeks emerging market 24 negara MSCI naik untuk hari keempat.
Di tengah semua kebisingan ini, indeks mata uang dolar secara luas dilacak naik 0,14% dengan euro turun 0,16% menjadi US$ 1,1664.
Yen Jepang melemah 0,43% terhadap greenback di 112,31 per dolar.
Imbal hasil surat utang AS tenor 10-tahun dan 30-tahun naik ke puncak empat bulan terakhir karena investor terus memperkirakan kenaikan suku bunga lebih banyak oleh Fed tahun ini dan tahun depan. Imbal hasil surat utang AS tenor 10 tahun naik ke 3,0514%.
Di Eropa, imbal hasil obligasi pemerintah Italia turun tajam karena meningkatnya optimisme bahwa anggaran koalisi baru Italia akan menghormati aturan Uni Eropa mengenai disiplin fiskal.
Imbal hasil dua dan lima tahun turun sebanyak 15 basis poin ke level terendah sejak Juli, sementara imbal hasil utang Jerman jangka pendek naik ke tertinggi empat bulan.
Minyak naik hampir US$ 1 per barel seiring muncul tanda-tanda Organisasi Negara Pengekspor Minyak tidak akan siap untuk meningkatkan output untuk mengatasi pasokan menyusut dari Iran, dan sebagai Arab Saudi mengisyaratkan itu tidak terburu-buru untuk menurunkan harga.
Minyak mentah AS naik 94 sen menjadi US$ 69,85 per barel dan Brent ditutup naik 98 sen menjadi US$ 79,03 per barel.
Emas berjangka US$ 2,90 untuk menetap di US$ 1,202.90 per troi ons.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News