Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pergerakan pasar saham dan nilai tukar rupiah terhadap dollar (USD) hari ini akan dipengaruhi sentimen persiapan penerima rating standar bisnis di Indonesia dan perkiraan kenaikan belanja modal di paruh pertama tahun ini.
Lana Soelistianingsih, ekonom Samuel Sekuritas mengatakan, saat ini pemerintah melakukan pertemuan terbatas dengan Menteri Kabinet Kerja bidang ekonomi membahas penilai standar bisnis termasuk upaya meraih peningkatan investasi (BBB-) dari Standard and Poor's (S&P) dari posisi saat ini BB+ yakni satu tangga di bawah peringkat investasi.
"Delegasi S&P dijadwalkan akan bertemu bulan ini," ungkap Lana dalam riset yang diterima kONTAN, Selasa (10/5).
Pada 21 Mei 2015 lalu, S&P menaikkan outlook Indonesia dari stabil ke positif. Di antara ASEAN 5, hanya Indonesia yang belum mendapatkan peringkat investasi tersebut.Tahun lalu, Singapura mendapat peringkat investasi AAA, Maalysia A+, Thailand peringkat BBB+ dam Filipina BBB.
Dari lima negara Asean tersebut, ekonomi Indonesia kuartal I tumbuh lumayan baik di tengah perlambatan ekonomi dunia, yakni kedua tertinggi setelah Filipina. Oleh sebab itu, Lana memperkirakan ada potensi yang cukup besar Indonesia akan raih kenaikan peringkat investasi tersebut.
Sementara sentimen lain yang akan memperngaruhi pasar hari ini adalah adanya potensi kenaikan belanja modal di semester I ini menjadi Rp 60,48 triliun atau 30% dari pagu sebesar Rp 201,6 triliun. Per 31 Maret 2016 realisasi belanja modal mencapai Rp 10,2 triliun atau 5,1% dari pagu.
Namun, Lana melihat rencana pengajuan APBN-P 2016 dan adanya bulan puasa pada Juni bisa menjadi kendala tercapainya target tersebut.
Hari ini, Lana memperkirakan kemungkinan rupiah akan melemah dan bergerak di kisaran Rp 13.300 - Rp 13.350 per USD walaupun ada upaya intervensi BI membawa rupiah di bawah Rp.13.300 per USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News