Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Kemampuan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) untuk berjualan mengalami sedikit penurunan. Hal ini bisa dilihat dari imbal hasil bersih setiap satu penjualan alias net profit margin (NPM) ERAA yang mengalami sedikit penurunan.
Semester I 2013, manajemen membukukan laba bersih Rp129,44 miliar, turun 64% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp212,14 miliar. Sementara posisi top line -nya, manajemen mencatat penjualan bersih Rp5,98 triliun, turun 7% dibanding periode sebelumnya, Rp6,41 triliun.
Artinya, NPM ERAA per semester I 2013 sebesar 2%. Bandingkan dengan posisi NPM ERAA pada periode yang sama tahun sebelumnya, 3%.
Djatmiko Wardoyo, Direktur Marketing & Communication ERAA menjelaskan, ada tiga hal yang menjadi pemicu penurunan. Pertama, penurunan brand BlackBerry di pasar Indonesia. "Tapi, sebenarnya pasarnya tidak turun melainkan pangsa pasar kami yang tergerus oleh black market," imbuh pria yang juga akrab dipanggil Koko ini, Rabu (31/7).
Faktor yang kedua, terkait aturan baru dari pemerintah yang menyebabkan impor lebih lama. Aturan yang dianggap baru itu adalah, aturan wajib edar berbahasa Indonesia yang dinilai membuat waktu impor lebih lama.
Faktor ketiga adalah; masalah banjir. Musibah banjir yang melanda Jakarta beberapa waktu lalu ternyata mengganggu distribusi handset. "Gara-gara banjir, penjualan kami tertunda hingga 14 hari dan itu sangat signifikan," tukas Koko.
Nah, gangguan distribusi penjualan ERAA juga sejalan dengan arus kas operasi ERAA sepanjang semester I 2013. Pada periode itu, arus keluar masuknya duit di ERAA defisit Rp116,72 miliar. Bandingkan dengan posisi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp272,23 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News