Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Riset ini juga melihat upaya efisiensi yang dilakukan GOTO. Berdasarkan proforma triwulan ketiga 2022, GOTO telah mengidentifikasi sebesar 14% potensi penghematan fixed-cash-opex.
Penghematan yang teridentifikasi mencakup Rp775 miliar dari tabungan terkait kepegawaian dan Rp271 miliar dari tabungan non-kepegawaian.
Terpisah, laporan Bloomberg menyampaikan hal senada. GoTo Group berhasil menekan kerugian pada kuartal ketiga 2022 dibantu oleh efisiensi yang terjadi di segmen ride-hailing dan e-Commerce.
”Pendapatan bersih, yang menghapuskan insentif untuk mitra pengemudi dan merchant serta promosi untuk pengguna, meningkat tiga kali lipat menjadi Rp4,6 triliun. Sinyal bahwa permintaan akan layanan online terus meningkat di negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini meskipun terjadi percepatan inflasi,” ungkap laporan yang disusun oleh Olivia Pooh dan Yoolim Lee.
Baca Juga: Mengintip Penghematan yang Didapatkan Gojek Tokopedia (GOTO) Pasca Lakukan PHK Massal
Melalui kinerjanya yang semakin positif pada kuartal ketiga tahun ini, menurutnya, GoTo berusaha meyakinkan investor tentang potensi keuntungannya setelah harga sahamnya turun sekitar 38% sejak pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Sepanjang tahun 2022, perseroan memprediksi pendapatan kotor Rp22,6 triliun hingga Rp23 triliun dan nilai transaksi bruto Rp 613 triliun hingga Rp 619 triliun,” ungkapnya.
Seperti perusahaan teknologi lainnya di seluruh dunia, GoTo memang sedang menghadapi tantangan yang sama. Antara lain dampak persaingan yang semakin ketat, perlambatan ekonomi, dan fokus investor yang meningkat pada profitabilitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News