Reporter: Dityasa H Forddanta, Cindy Silviana Sukma | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Mandiri Sekuritas memang memiliki target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ada di level 5.550 hingga akhir tahun nanti. Namun, level itu hanya bisa tercapai jika IHSG mampu melewati beberapa hal yang krusial, salah satunya adalah pemilu.
John Rachmat, Head of Equity Research Mandiri Sekuritas menjelaskan, (24/2), sebelum mencapai level tersebut, pergerakan IHSG akan mencapai level 4.800 terlebih dahulu. "Level ini akan terwujud hingga April nanti, terhitung mulai Januari kemarin," imbuhnya.
Namun, level ini bukan berarti akan tercapai dengan mulus. Sebab, transaksi yang dilakukan pelaku pasar selama periode itu hanya memanfaatkan data positif makro ekonomi menjelang akhir tahun lalu, khususnya surplus neraca perdagangan yang dipicu oleh akan diberlakukannya pembatasan ekspor mineral.
Peraturan tersebut membuat pengekspor mineral berbondong-bondong menjual produksinya sebelum beleid itu diberlakukan. Tapi, mulai Januari kemarin aksi panic selling itu mulai berakhir, sehingga neraca perdagangan per Januari yang bakal dirilis pekan depan berpotensi tidak sebaik data Desember.
Tentunya, hal ini bisa menjadi sentimen negatif yang menghambat pergerakan IHSG. Apalagi, data-data tersebut bakal terangkum dalam posisi rupiah yang selama ini juga menjadi pertanyaan investor asing, apakah rupiah sudah mencapai level bottom -nya?
Namun, secara umum data-data soal inflasi, neraca berjalan, transaksi perdagangan hingga soal posisi rupiah saat ini relatif lebih baik jika dibanding posisi sekitar tengah tahun lalu yang sempat menghajar telak level IHSG. Kebetulan secara historikal IHSG juga cenderung meningkat menjelang pemilu.
"Nah, selepas April nanti indeks baru mulai terkoreksi karena pelaku pasar cenderung wait and see. Karena pada saat itu, pemilu parlemen sudah dilaksanakan, dan pemimpin anyar baru bisa mulai ditebak jika pemilu parlemen selesai dijalankan," tutur John.
Salah satu yang menjadi penentu arah pergerakan IHSG adalah, jika presiden terpilih nanti merupakan sosok yang market friendly, maka IHSG menembus 5.550 akan menjadi hal yang logis.
Tapi, jika pemimpin baru yang terpilih ternyata hanya mengedepankan tujuan khusus sehingga mengorbankan data makro ekonomi, maka bukan tak mungkin skenario terburuk IHSG menjadi kenyataan. IHSG akan menyentuh target pesimistis di level 4.000. "Andai ada kenaikan, paling hanya naik 6% hingga 7% dibanding realisasi IHSG tahun lalu," pungkas John.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News