kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

MAMI: Konflik global menahan sentimen positif kenaikan rating S&P bagi Indonesia


Senin, 17 Juni 2019 / 20:42 WIB
MAMI: Konflik global menahan sentimen positif kenaikan rating S&P bagi Indonesia


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan peringkat kredit utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB oleh lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's tidak mampu memboyong dana asing masuk ke dalam negeri secara deras. Apalagi, kondisi global saat ini sedang tak menentu.

Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Legowo Kusumonegoro mengatakan, kenaikan peringkat secara umum memang menjadi sentimen positif untuk menarik kepercayaan asing berinvestasi ke pasar dalam negeri. "Kondisi dalam negeri saat ini memang sedang sehat, pertumbuhan ekonomi tumbuh cukup baik, peningkatan peringkat suatu hal wajar yang bisa terjadi," kata Legowo, Senin (17/6).

Namun, Indonesia sebagai negara berkembang kini berada di tengah gejolak pasar dunia yang tidak stabil akibat konflik dagang antar negara maju. Legowo mengatakan, walaupun menerima sentimen positif dari S&P tapi melihat permasalahan global perang dagang AS dan China dan Brexit tak kunjung selesai, peningkatan peringkat tak akan berdampak positif dalam jangka pendek.

Apalagi, dampak konflik dagang ini berdampak negatif juga pada Eropa, China, dan India. Maka meski kondisi dalam negeri baik, Indonesia akan terkena dampak negatif dalam waktu dekat. "Jangka pendek belum terlihat arus dana asing deras masuk ke dalam negeri, mereka masih wait and see," kata Legowo.

Begitupun dengan keputusan Bank Indonesia dalam menurunkan suku bunga. Legowo memandang BI akan tetap melihat ketahanan nilai tukar rupiah dengan perkembangan mata uang asing. "Jika melihat kondisi dalam negeri saja, suku bunga bisa turun, tetapi melihat perang dagang masih terjadi jadi belum tentu turun suku bunga kita," kata Legowo.

Namun, untuk jangka panjang Legowo optimistis pasar dalam negeri bisa membawa berkah. Secara valuasi, Legowo menilai pasar saham dan obligasi sangat menarik. Apalagi, kini peringkat utang Indonesia sudah naik.

"Bagi investor jangka panjang dalam waktu dekat volatilitas pasar masih akan terjadi, tetapi untuk jangka panjang akan sangat menarik," kata Legowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×