Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) mengakui sulit untuk mengejar pertumbuhan penjualan di masa pandemi Covid-19 ini. Ekonomi yang melambat di tengah pandemi menghantam daya beli masyarakat yang berakibat kemunduran sektor bisnis poultry.
Rudy Hartono Husin, Direktur MAIN mengatakan, selama pandemi ini pasar tradisional maupun modern yang menjadi target bisnis perusahaan banyak yang tutup dan mempengaruhi penjualan pakan maupun ayam potong (broiler) perseroan. Belum lagi perekonomian dalam negeri menghasilkan angka yang negatif.
"Akibat ekonomi tumbuh negatif, terjadi penurunan sangat besar di daya beli masyarakat. Di tengah itu harga jual (ayam) kami juga mengalami pelemahan. Maka berkaca terhadap kondisi ini, kami perkirakan pendapatan bersih tahun ini ada penurunan 10% sampai 20% dibandingkan tahun kemarin," urai Rudi dalam paparan publik, Kamis (28/8).
Baca Juga: Malindo Feedmill (MAIN) berencana perluas pangsa pasar domestik tahun ini
Jika menurut perkiraan tersebut dengan perolehan penjualan bersih MAIN tahun lalu yang mencapai Rp 7,5 triliun, maka diprediksi nilai pendapatan bersih perusahaan tahun ini hanya berkisar antara Rp 6 triliun sampai Rp 6,75 triliun saja. Namun perkiraan tersebut cukup relatif, mengingat kondisi pasar yang masih belum stabil.
Sementara dari sisi bottom line, manajemen hanya bilang akan mengusahakan yang terbaik bagi perusahaan dan pemegang saham. Hari Jumat (28/8) ini perseroan turut melangsungkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang salah satu agendanya membahas tentang penggunaan laba bersih tahun buku 2019.
Rudy menerangkan bahwa rapat memutuskan laba bersih tersebut digunakan sebagai laba ditahan seutuhnya. "Mengingat saat ini seluruh dunia mengalami pandemi dan pertumbuhan ekonomi melambat. Poultry terkena imbas, jadi kami putuskan tidak ada pembagian dividen, seluruh laba diserap untuk operasional perusahaan dan pembangunan ke depan," katanya.
Mengulik laporan keuangan perusahaan sampai dengan semester pertama 2020 pendapatan bersih MAIN tercatat Rp 3,19 triliun atau merosot 17,5% secara tahunan. Sementara beban pokok penjualan hanya turun 13,4% secara tahunan menjadi Rp 2,96 triliun di paruh pertama tahun ini.
Baca Juga: Malindo Feedmill (MAIN) dapat pinjaman dari Bank BCA untuk menambah dana operasional
Sehingga membuat laba kotor MAIN di pertengahan tahun ini hanya senilai Rp 232,40 miliar atau melorot 48,1% dibandingkan semester pertama tahun lalu Rp 448,36 miliar. Sementara itu pos beban lainnya tak banyak berubah, bahkan biaya keuangan mengalami kenaikan 8,75% secara tahunan menjadi Rp 92,84 miliar di periode itu.
Alhasil perolehan bottom line perusahaan di paruh pertama tahun 2020 ini membukukan nilai negatif alias rugi bersih Rp 44,22 miliar. Padahal pada semester pertama tahun lalu perusahaan masih membukukan laba bersih Rp 145,93 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News