Reporter: Nur Qolbi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas spot berpotensi lanjut menguat dalam rentang US$ 1.910,10- US$ 1.930,30 per ons troi pada perdagangan Senin (16/1).
Di awal perdagangan sesi Asia, harga emas spot bergerak tipis ke US$ 1.918,6 per ons troi dan tetap bertengger di dekat level tertingginya dalam 9 bulan.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, kenaikan harga emas didorong oleh data inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) Desember 2022 yang menunjukkan bahwa tekanan harga mereda. Hal ini membuat The Fed diharapkan dapat memperlambat laju kenaikan suku bunga acuannya.
Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 6,5% year on year (YoY) pada Desember 2022. Ini adalah kenaikan IHK secara tahunan paling lambat sejak Oktober 2021.
Baca Juga: Harga Emas Spot Bertahan di Atas US$ 1.900 Per Ons Troi pada Pagi Ini (16/1)
Lebih jauh, harga emas tercatat telah menguat selama tiga bulan terakhir. Inflasi yang surut mendorong imbal hasil obligasi dan dolar lebih rendah di tengah ekspektasi bahwa kenaikan suku bunga The Fed pada 2023 akan jauh lebih tidak agresif.
"The Fed diperkirakan menyelesaikan pengetatan moneter jauh sebelum akhir tahun 2023," kata Ibrahim dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/1).
Penutupan harga emas di US$ 1.920 menjadi sinyal penguatan di akhir bulan ini. Harga emas dapat menuju level tertinggi di US$ 1.985 apabila emas tembus di level US$ 1.947 per ons troi.
Merujuk Fedwatch CME Group, pasar saat melihat peluang hampir 95% bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan Februari 2023. Berdasarkan survei konsumen Universitas Michigan, ekspektasi inflasi dapat turun menjadi 4% yoy pada Januari 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News