Reporter: Auriga Agustina | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) optimis tahun ini dapat membukukan pendapatan berkisar Rp 5,1 triliun - Rp 6,3 triliun.
Stanley Tjiandra, Head of Investor Relation MCAS menyebut, sejatinya pihaknya berani menargetkan angka tersebut berdasarkan perhitungan yang pernah dilakukan oleh beberapa Sekuritas. Untuk itu dalam mewujudkan mimpinya tersebut perseroan telah menyiapkan capex Rp 120 miliar pada tahun ini. Capex didapat dari dana internal dan sisa dana IPO
Rencananya capex akan dialokasikan untuk pengembangan aplikasi, hardware dan security system guna mengimbangi ekspansi infrastruktur distribusi dan traffic transaksi. Selain itu, capex juga akan digunakan untuk memperluas saluran distribusi. Pada tahun ini pihaknya menargetkan dapat memiliki 60.000 titik saluran distribusi dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 50.000 titik distribusi.
"Dalam mengembangkan saluran distribusi, kita tidak berfokus pada satu jenis saluran distribusi saja, namun lewat berbagai macam saluran, beberapa di antaranya adalah agen digital, kios digital, kasir dan aplikasi," kata Stanley kepada Kontan.co.id, Jumat (8/2).
Saat ini MCAS dan anak usahanya tengah mengembangkan saluran distribusi baru, diantaranya AlfaMikro Application (AMA) bekerjasama dengan Sumber Alfaria Trijaya (AMRT), kemudian melalui anak usahanya NFC Indonesia Tbk (NFCX), MCAS melakukan pengembangan platform bursa pulsa, platform free-streaming media and entertainment OONA dan digital cloud advertising.
Semantara melalui anak usaha lainnya, yakni Distribusi Voucher Nusantara (DIVA), MCAS akan meluncurkan platform DIVA Intelligent Instant Messaging dan DIVA Smart Outlet.
Sekedar mengingatkan, pada tahun lalu MCAS sempat menargetkan pendapatan tahun 2018 silam Rp 2,76 triliun, namun menurut Stanley target tersebut berpotensi terlampui, bahkan menurut proyeksinya tahun lalu MCAS berhasil membukukan pendapatan diatas Rp 3,4 triliun.
"Sekitar 80% pendapatan konsolidasi MCAS bersumber dari penjualan produk digital seperti E-voucher, tiket, pulsa, paket data internet, biller, top up e-money, selebihnya disumbang oleh bursa digital dan digital cloud advertising," ujarnya.
Sukarno Alatas Analis Oso Sekuritas, mengatakan pospek MCAS masih sangat baik kedepan, pasalnya saat ini banyak masyarakat yang telah mengalihkan cara pembayaran secara tunai dengan mengubahnya menjadi secara onlone
" Tren positif bisnis financial technology (Fintech) dan e-commerce diperkirakan akan berlanjut pada 2019. Kedua sektor ini, ditambah lini bisnis digital lain diprediksi akan terus menarik minat investor," katanya. Dia mengatakan, Investor dapat mengoleksi saham MCAS dengan target harga Rp 4400 untuk jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News