Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) alias Indosat Ooredoo meluncurkan teknologi jaringan 5G pertama secara komersial di Solo, Jawa Tengah pada Selasa (22/6). Jaringan 5G ini juga tersedia di empat kota lainnya, yaitu Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Balikpapan.
Layanan 5G baru tersebut akan menawarkan konsumen retail dan pelanggan bisnis Indosat Ooredoo akses internet broadband seluler yang lebih cepat. Akan tetapi, untuk awalan, Indosat Ooredoo akan lebih fokus pada segmen bisnis dan pelayanan masyarakat, seperti manufaktur, logistik, transport & supply chain, serta kota pintar (smart city).
Sebagai contoh, Indosat Ooredoo menyediakan layanan Smart Asset Cold Chain, sebuah solusi Internet of Things (IoT) untuk manajemen dan pemantauan aset dalam meningkatkan produktivitas dengan menyediakan laporan analisis. Pengembangan smart asset dilatarbelakangi oleh program vaksinasi yang memerlukan sistem cold chain untuk memastikan kualitas produk terjaga selama proses pengiriman dan penyimpanan.
Baca Juga: Blue Bird (BIRD) sebut sudah ada pemulihan kondisi keuangan yang signifikan
Smart Asset akan memastikan proses Cold Chain dari perusahaan dapat terpantau dengan baik dari berbagai aspek. Pertama, Smart Asset akan mengawasi parameter lingkungan seperti suhu dan kelembaban untuk mencegah kerusakan kualitas vaksin pada saat pendistribusian.
Kedua, pengguna Smart Asset akan mendapatkan update secara real- time terkait kondisi dari aset, lokasi, dan lainnya. Terakhir, layanan ini mengumpulkan data serta mendapat hasil laporan yang spesifik dan sesuai dari seluruh mesin sensor dan aset.
Chief Business Officer Indosat Ooredoo Bayu Hanantasena menyampaikan, penggunaan layanan (B2B) yang ditopang teknologi jaringan 5G dapat meningkatkan efisiensi perusahaan hingga 40%-50%. Sementara itu, untuk konsumen retail, jaringan 5G dapat digunakan oleh seluruh pelanggan prabayar dan pascabayar dengan beberapa ketentuan.
Pertama, jaringan 5G hanya dapat dinikmati selama berada dalam area cakupan 5G Indosat Ooredoo tanpa perlu memperbaharui kartu SIM. Kedua, pengguna harus menggunakan perangkat yang memang mendukung 5G, baik dari segi software maupun hardware. Ketiga pengguna juga harus membeli paket internet 5G dengan kemungkinan harga di atas Rp 100.000.
Baca Juga: Kabar Grup Salim masuk ke Bumi Resources Minerals (BRMS), ini tanggapan manajemen
Oleh sebab itu, untuk awalan, Indosat Ooredoo lebih mengincar segmentasi pelanggan baru yang memiliki kebutuhan data tinggi ataupun pelanggan existing dengan penggunaan yang cukup besar saat menggunakan 4G.
Di samping itu, menurut Bayu, ekosistem layanan 5G untuk konsumen retail belum terbentuk seiring dengan belum banyaknya perangkat seluler yang mendukung layanan 5G. "Kami sangat menunggu produsen handset untuk segera memproduksi perangkat seluler 5G karena saat ini pilihannya sangat terbatas," ucap Bayu.
Meskipun begitu, sejauh ini, perangkat seluler yang sudah diuji coba dengan jaringan 5G Indosat Ooredoo tidak ada halangan berarti. Sebelumnya, Indosat Ooredoo sudah menguji coba jaringan 5G pada Xiaomi, Samsung, dan Huawei tipe tertentu. Uji coba yang dilakukan dengan lebar pita 20 Mhz pada frekuensi 1.800 Mhz tersebut menghasilkan kecepatan mencapai 550 Mbps.
Selanjutnya: Punya izin produksi jangka panjang, Bumi Resources Minerals (BRMS) yakin bisnis cerah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News