kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lukisan masih jadi pilihan investasi barang seni yang menarik


Jumat, 09 Maret 2018 / 21:19 WIB
Lukisan masih jadi pilihan investasi barang seni yang menarik
ILUSTRASI. Lelang lukisan Pablo Picasso


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Karya lukisan masih dinilai sebagai barang seni yang paling menarik untuk dijadikan alternatif investasi sepanjang tahun ini. Sebab, jika memenuhi kriteria tertentu, suatu lukisan dapat memiliki harga jual yang tergolong tinggi.

Sebagai contoh, pada 15 November 2017 lalu publik seantero dunia dikejutkan oleh terjualnya lukisan Salvator Mundi karya seniman Leonardo Da Vinci seharga US$ 450,31 juta atau sekitar Rp 6 triliun. Hal itu menjadikannya sebagai karya lukisan termahal di dunia.

Agus Dermawan, Kurator dan kolektor lukisan mengaku seni lukis masih memiliki nilai jual tinggi. Bahkan, menurutnya jarang ada suatu lukisan yang mengalami penurunan harga sewaktu dijual. “Dari dahulu mengoleksi karya seni lukis itu potensi keuntungannya selalu ada,” katanya, Jumat (9/3).

Amir Sidharta, Pengelola Balai Lelang Sidharta Auctioneer sepakat lukisan masih memiliki potensi sebagai instrumen investasi alternatif yang menarik. Hanya saja, lukisan tersebut harus sudah teruji, terutama dari segi konten. 

Di samping itu, di masa kini layak tidaknya suatu lukisan dijadikan koleksi juga ditentukan oleh pandangan para akademisi yang bergerak di bidang seni.

Memang, tidak sembarang lukisan bisa memberi imbal hasil tinggi. Lukisan yang bagus saja belum cukup untuk membuat kolektor mau menggelontorkan uang berjumlah besar untuk membelinya. Lukisan tersebut juga harus dibuat oleh seniman yang memiliki derajat tinggi dan berpengaruh besar dalam dunia seni.

Amir berpendapat, peran seniman bisa mempengaruhi lonjakan harga yang dimiliki suatu lukisan. Dalam hal ini, ketika seorang seniman dianggap belum memiliki nama besar, besar kemungkinan lukisan buatannya memperoleh harga yang rendah. 

Namun,harga lukisan tersebut bisa melonjak berkali-kali lipat apabila pengaruh sang pembuatnya kian besar dalam waktu 10 atau 20 tahun mendatang.

“Pola kenaikan harga seperti ini terus terjadi secara historis,” ujar Amir Jumat (9/3).

Setali tiga uang, Agus mengatakan, seiring meningkatnya pengetahuan masyarakat akan dunia seni, masyarakat juga bisa berperan dalam melegendakan seniman tertentu. Hal tersebut bisa berujung pada melonjaknya harga suatu lukisan.

Ia memberi contoh pada lukisan karya Hendra Gunawan yang sosoknya sudah wafat tahun 1983. Pada tahun 1978, salah satu lukisan buatan Hendra Gunawan dihargai sekitar Rp 2 juta—Rp 5 juta. Namun, dalam sebuah lelang di Hongkong pada 2016 silam, lukisan tersebut terjual seharga Rp 65 miliar.

“Dahulu nama Hendra belum dikenal, namun masyarakat kini melakukan observasi pada karya-karyanya dan berupaya melegendakan tokoh tersebut,” ungkap Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×