kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.056   72,62   1,04%
  • KOMPAS100 1.055   15,00   1,44%
  • LQ45 829   12,33   1,51%
  • ISSI 214   1,30   0,61%
  • IDX30 423   7,18   1,73%
  • IDXHIDIV20 510   7,60   1,51%
  • IDX80 120   1,78   1,50%
  • IDXV30 125   0,87   0,70%
  • IDXQ30 141   2,08   1,49%

Lonjakan kinerja emiten sektor komoditas belum tentu berlanjut hingga akhir tahun


Selasa, 01 Mei 2018 / 22:00 WIB
Lonjakan kinerja emiten sektor komoditas belum tentu berlanjut hingga akhir tahun
ILUSTRASI. Aktivitas Penambangan Emas Milik PT Aneka Tambang


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konstruksi dan komoditas sukses membukukan kinerja cemerlang di kuartal I-2018. Terutama saham berkode ANTM, WSBP, INDY dan WSKT.

Sebut saja PT Aneka Tambang (ANTM) mencatatkan lonjakan pendapatan sebanyak 247,19% dari Rp 1,65 triliun pada kuartal I-2017 menjadi Rp 5,73 triliun kuartal I-2018. Sedangkan untuk laba, ANTM membukukan kenaikan hingga 3.608,58% menjadi Rp 245,68 miliar dari Rp 6,63 miliar.

Sektor komoditas lainnya yang juga mencatatkan kinerja positif adalah PT Indika Energy (INDY) dengan mencatatkan kenaikan pendapatan sebanyak 264,56% pada kuartal I-2018 menjadi US$ 809,03 juta dibandingkan periode yang sama tahun US$ 222,53 juta. Hal ini diikuti kenaikan laba perusahaan sebanyak 160,96% dari US$ 22,62 juta menjadi US$ 59,03 juta di kuartal I-2018.

Sedangkan dari sektor kontruksi, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) catatkan kenaikan laba sebesar 160,32% dan pendapatan naik 88,47%. Kenaikan kinerja tersebut diikuti laporan keuangan PT Waskita Karya (WSKT) yang membukukan laba naik sebesar 313,44% dan pendapatan sebanyak 73,58% pada kuartal I-2018.

Kepala Riset Narada Kapital Indonesia Kiswoyo Adi Joe mengatakan, harga komoditas yang melonjak di awal tahun telah berdampak positif bagi kinerja emiten komoditas. Namun, hal tersebut belum tentu berlanjut hingga akhir tahun, mengingat kecenderungan harga komoditas yang fluktuatif.

"Kalau kuartal II-2018 harga komoditas naik, ya ikut naik. Tapi ini belum tentu aman sampai akhir tahun. Kalau konstruksi, aman lah, karena proyek pemerintah kan targetnya sampai tahun depan," ujar Kiswoyo saat dihubungi Kontan.co.id di Jakarta, Selasa (1/5).

Jika investor tetap ingin masuk ke saham komoditas, disarankan untuk tidak memilih emiten batubara, melainkan sektor-sektor non logam seperti nikel, timah dan zink. Untuk sektor konstruksi, Kiswoyo menyebutkan prospek semua saham konstruksi BUMN aman untuk dimiliki hingga akhir tahun.

Di sisi lain, meskipun sektor bank dan konsumer belum mencatatkan kinerja cemerlang di awal tahun, namun potensi untuk terus tumbuh ke depan cukup besar. "Kinerja banking dan konsumer, kalau kemarin (kuartal I-2018) belum mencapai puncaknya," ungkapnya.

Namun, jika investor masuk ke sektor saham perbankan sekarang, bisa jadi momentum yang tepat, khususnya ketika IHSG melemah dan membuat harga saham bank dan blue chip menjadi murah.

"Konsumer Unilever salah satu penggerak IHSG sudah turun dalam, jadi menarik untuk dibeli, apalagi konsumsi bakal naik jelang Lebaran," jelasnya.

Hingga akhir tahun, Kiswoyo merekomendasikan saham sektor perbankan seperti BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI. Sementara untuk sektor konsumsi UNVR, INDF, ICBP dan HMSP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×